Mohon tunggu...
Maria Gabriella Schlonsky
Maria Gabriella Schlonsky Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie writer

Hi! My name is Maria. Honestly, I’m not interested in politics but as Pericles said —“Just because you do not take an interest in politics doesn't mean politics won't take an interest in you. ” so here I am

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tagar #BlackLiveMatters Jadi Trending Topic Nomor 3 di Twitter Seluruh Dunia, Ada Apa?

1 Juni 2020   13:23 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Maria Gabriella Schlonsky 

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia

Black Lives Matter (BLM, dari bahasa Inggris: "Nyawa Orang Hitam Itu Penting") adalah sebuah gerakan aktivis internasional, yang dimulai dari komunitas Afrika Amerika, yang aktif dalam menentang kekerasan maupun rasisme sistemik terhadap orang kulit hitam. BLM rutin menyelenggarakan demonstrasi memprotes kematian orang kulit hitam di tangan polisi, dan isu-isu terkait seperti profiling berdasarkan ras, kebrutalan polisi, dan ketimpangan ras dalam sistem pengadilan pidana Amerika Serikat (Friedersdorf, Conor. "Distinguishing Between Antifa, ...." The Atlantic. Diakses tanggal 1 Juni, 2020). 

Gerakan ini bermula dari tahun 2013, dengan penggunaan tagar #BlackLivesMatter di media sosial setelah George Zimmerman, pelaku penembakan Travyon Martin, seorang pemuda berkulit hitam pada Februari 2012. Black Lives Matter menjadi gerakan yang dikenal secara nasional setelah demonstrasi yang mereka lakukan selepas dua kematian warga kulit hitam Amerika Serikat lainnya: Michael Brown (menyebabkan demonstrasi dan kerusuhan di Ferguson) serta Erik Garner di Kota New York. Sejak protes di Ferguson, anggota gerakan ini telah melakukan demonstrasi memprotes kematian sejumlah warga kulit hitam oleh polisi maupun ketika ditahan polisi. Sejak pertengahan 2015, aktivis-aktivis BLM juga terlibat dalam Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2016. Pemrakarsa tagar dan penggerak BLM, Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi, mengembangkan gerakan ini menjadi sebuah jaringan nasional dengan lebih dari 30 cabang antara 2014 hingga 2016. (Cullors-Brignac, Patrisse Marie (February 23, 2016). "We didn't start a movement. We started a network". Medium. Diakses tanggal 1 Juni, 2020).  Namun, gerakan BLM secara keseluruhan adalah jaringan yang tersebar tanpa struktur resmi. (Collins, Ben; Mak, Tim (August 15, 2015). "Who Really Runs #BlackLivesMatter?". The Daily Beast. Diakses tanggal tanggal 1 Juni, 2020).

Sumber :

 Day, Elizabeth (July 19, 2015). "#BlackLivesMatter: the birth of a new civil rights movement". The Guardian. Diakses tanggal 1 Juni, 2020. 

Ross, Janell (August 19, 2015). "How Black Lives Matter moved from a hashtag to a real political force". The Washington Post. Diakses tanggal 1 Juni, 2020. 

Luibrand, Shannon (August 7, 2015). "Black Lives Matter: How the events in Ferguson sparked a movement in America". CBS News. Diakses tanggal December 18, 2016.

Kasus Baru : Mencuat kembali tagar #BlackLiveMatters dan Jadi Trending Topic di Twitter Seluruh Dunia

Dilansir dari New York Times, Pada hari Senin sore tanggal 25 Mei 2020, seorang karyawan di sebuah restoran lokal di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat menelepon polisi setelah George Floyd diduga membeli barang menggunakan uang palsu. Dalam video ponsel yang beredar luas tentang penangkapan, Floyd, yang berkulit hitam, berada pada posisi tengkurap di tanah dengan tangan yang diborgol di belakang punggungnya, sementara Petugas Polisi yang diketahui bernama Derek Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya di trotoar. Video menunjukkan Chauvin, yang berkulit putih, menahan Floyd selama beberapa menit. Floyd mengeluh dia tidak bisa bernapas dan terus meminta pertolongan. Floyd meninggal karena kehabisan nafas.  Video berakhir dengan paramedis mengangkat Floyd ke tandu dan menempatkannya di ambulans.

George Floyd berada pada posisi tengkurap di tanah, sementara Derek Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya di trotoar.
George Floyd berada pada posisi tengkurap di tanah, sementara Derek Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya di trotoar.



Dilansir dari Tribunnews Minneapolis- Empat petugas dipecat pada hari Selasa 26 Mei 2020. Pada hari Rabu 27 Mei 2020, Walikota Jacob Frey menyerukan Chauvin untuk didakwa secara pidana. Frey tidak menyebut-nyebut tiga polisi lainnya, yang juga ada di tempat kejadian. 

UPDATE: Mantan Petugas Polisi Derek Chauvin didakwa dengan pembunuhan dalam menahan diri dari George Floyd "Polisi mengatakan Floyd melakukan perlawanan saat penangkapan, tetapi pengacara Chauvin menolak berkomentar dan petugas lainnya belum diidentifikasi secara terbuka.

Tanggal 28 Mei 2020, FBI masih menyelidiki kelanjutan kasus Floyd, dengan beberapa dugaan bahwa : Apakah betul ada penggunaan uang palsu, Apakah betul Floyd dibawah pengaruh obat-obatan, Apakah betul Floyd mencoba melawan saat ditahan polisi.

Tanggal 29 Mei 2020, terungkap fakta dari CNN yang mengeluarkan berita "Surveillance video does not support police claims that George Floyd resisted arrest" dimana Video CCTV di sekitar kejadian yang membuktikan bahwa tidak ada perlawanan dari George Floyd saat polisi mencoba melakukan penahanan. 

CNN ungkap Video CCTV mengenai
CNN ungkap Video CCTV mengenai "tidak adanya perlawanan dari George Floyd saat penangkapan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun