Enam tahun memutuskan untuk merantau di Pulau Jawa membuat saya menyadari ada banyak sekali hal yang dibanggakan dan dirindukan dari Sumatera Utara, tempat kelahiran saya, tempat saya dibesarkan, dan tempat keluarga yang selalu dinantikan pertemuannya. Banyak hal yang tidak bisa saya jumpai di pulau orang, yang dalam tulisan ini akan saya ceritakan. Betapa saya cinta pada Sumatera Utara, provinsi yang terkenal dengan keunikan geografi, budaya, sejarah, dan tentu saja, kulinernya.
Sumatera Utara adalah bumi yang megah dan indah, terbentang seluas 71.680 m2. Provinsi Sumatera Utara memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan.
Tanahnya yang subur menjadikan provinsi ini terkenal akan pertanian dan perkebunan, yang hasilnya diekspor ke mancanegara. Tanah Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, kelapa, kayu manis dan tembakau.
Dilengkapi dengan daerah wisata yang menarik, wisatawan berlomba-lomba mengunjungi Sumatera Utara untuk melihat keindahannya. Salah satu pesona utamanya adalah danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba. Danau ini menjadi sumber mata pencaharian banyak orang di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan wisata. Danau yang membentang luas menjadi destinasi pilihan wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara, baik dalam dan luar negeri.
Tempat wisata lain yang unik adalah Pemandian Air Soda di Tapanuli Utara. Berasal dari mata air dan berbuih seperti air soda, serta dikelilingi pepohonan yang asri.
Pemandian seperti ini hanya terdapat dua di dunia yaitu di Sumatera Utara dan Venezuela. Kolam air soda ini dipercaya memiliki beragam manfaat untuk kesehatan sehingga menjadi favorit pengunjung. Selain danau dan air soda, Sumatera Utara juga menyuguhkan beragam tempat wisata seperti Pulau Samosir, Air Terjun Sipiso-piso, Bukit Gundaling, Gunung Sibayak, Istana Maimun, Taman Lumbini, dan banyak lagi.
Selain itu, Sumatera Utara juga terkenal sebagai sentra kuliner Tanah Air. Tidak cukup sehari dua hari untuk menikmati kuliner yang enak dan beragam seperti soto medan, bika ambon, arsik, lappet, ombus-ombus, dan durian. Wah, menuliskannya saja saya sudah sangat rindu rasanya. Kuliner memang salah satu alasan turis ingin kembali lagi ke Sumatera Utara.
Walau perkembangan teknologi semakin canggih, Sumatera utara tetap kental dengan adat istiadat, baik dalam pernikahan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Suku asli yang terdapat di Sumatera Utara adalah 8 suku, yaitu Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Pesisir, Simalungun, Pak Pak, Batak Mandailing, dan Nias.
Setiap suku memiliki ciri khas masing-masing baik dalam bahasa, musik, pakaian adat, tarian, dan tata cara adat. Banyak juga suku pendatang yang mendiami Sumatera Utara, seperti Jawa, Aceh, India, Cina, dan Minangkabau. Walaupun begitu, sangat jarang terjadi perpecahan karena isu SARA.
Masyarakat Sumatera Utara juga menghargai adat istiadatnya, ini dapat dilihat dengan situs sejarah yang masih terjaga dan pertunjukan adat yang sering dilakukan terutama di tempat wisata. Desa adat yang juga sering dikunjungi wisatawan adalah Desa Adat Ragi Hotang, Huta Siallagan, Desa Budaya Dokan, Desa Tuktuk Siadong, dan Desa Lingga.Hal penting yang dapat disimpulkan dari berbagai suku ini adalah rasa hormat terhadap sejarah, persaudaraan, dan saling menghargai sesama warga negara.
Masyarakat Sumatera Utara menghargai perbedaan yang ada, sebagai contoh melakukan kunjungan ke rumah-rumah teman yang berbeda agama saat Lebaran dan Natal, saling membantu apabila ada pesta adat yang dilakukan, kebiasaan menghadiri acara yang diselenggarakan orang lain dan sebagainya. Seluruh perayaan hari besar keagamaan umumnya berlangsung dengan baik tanpa adanya perselisihan.
Masyarakat Sumatera Utara juga memiliki nasionalisme yang tinggi. Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia dilakukan secara meriah di berbagai daerah. Perlombaan dan pawai keliling kota mewarnai penyambutan hari kemerdekaan. Seluruh warga turut ke jalan untuk menyaksikan pawai dan bersukacita bersama-sama. Hari kemerdekaan adalah hari yang ditunggu-tunggu masyarakat Sumatera Utara.
Namun, berbagai media kerap kali menggambarkan masyarakat Sumatera Utara sebagai masyarakat yang kasar, tidak sopan, ataupun kriminal. Padahal nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan selalu dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Sumatera Utara memiliki motto “Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya”.
Motto ini telah dibuktikan melalui masyarakatnya yang tetap hidup rukun walau memiliki banyak perbedaan. Putra-Putri Sumatera Utara juga dikenal dengan prestasi yang tidak main-main di dalam dan luar negeri. Salah satu prestasi yang terkenal hingga saat ini adalah dalam bidang seni terutama tarik suara. Ya, penyanyi-penyanyi hebat banyak yang terlahir dari Tanah Batak. Banyak sekali profesi di tanah air yang diisi oleh perantau dari Sumatera Utara. Orang-orang yang senang nasionalis, menghargai perbedaan, dan pekerja keras.
Saya bangga lahir dan dibesarkan di Sumatera Utara, dibesarkan dalam lingkungan yang mencintai kebudayaan dan seni, cinta Tanah Air, dan suka bekerja keras. Seluruh komponen ini menjadi bekal saya hidup di tanah rantau, jauh dari rumah.
Saya berharap banyak orang yang juga dapat merasakan keindahan Sumatera Utara. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah mulai merambah sosial media untuk memberitakan kegiatan yang ada di Sumut, seperti Instagram, Facebook, dan Youtube. Penggunaan media elektronik ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi dan mengenal Sumut.
Salah satu cara juga dapat dilakukan dengan memperkenalkan pesta adat ke media televisi Indonesia. Sebagai contoh Pesta Bunga dan Buah Karo dapat dilakukan bekerjasama dengan organisasi pemuda/i Sumut yang banyak di kampus Indonesia. Cara ini dapat menjadi ajang promosi kebudayaan Sumatera Utara bagi orang-orang yang belum berkesempatan mengunjungi Sumut.
Begitu banyak kebanggaan dan kecintaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata. Mari datang ke Sumatera Utara dan rasakan sendiri mengapa Putra dan Putrinya begitu cinta kepada tanah ini. Horas! Mejuah-juah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H