Berbicara masalah pemanasan global, sepertinya hanya pebicaraan sekilas dan kurang seru untuk sebagian orang. Mengapa? Banyak orang yang lebih memilih memikirkan karier, masa depan, politik, dan topik kehidupan lainnya. Kita seakan lupa bahwa kita manusia yang hanya menumpang hidup pada alam.
Kalo untuk orang yang berkecukupan, mereka akan lebih berpikir ‘besok makan siapa ya’ atau ‘besok jalanin bisnis apa ya’ dan berbeda lagi dengan kaum kurang berada, boro-boro mikirin pemanasan global karna perutnya sendiri sudah kepanasan-kelaperan.
Lalu siapa yang pantas berpikir denga keadaan ini?
Beberapa saat lalu saya membaca Koran Kompas, dan mendapati berita es di tempat paling dingin di dunia pun sudah mencair. Kalau semua es telah mencair apakah kalian baru akan berpikir ‘besok kepanasan, besok bakalan mati kita!’ atau masih tetap berleha-leha dengan masalah ini?
Ketika saya bertanya pada teman saya, dia menjawab bahwa, ”masalah itu adalah masalah pemerintah dan kita masyarakat cuma bias manut, kalo pemerintah aja tidak ada tindakan lalu kita harus jadi superman buat nanem pohon?”
Jadi intinya, kalau kita sudah diujung tanduk barulah kita panik dan berusaha mereboisasi alam dan ketika saatnya tiba, apakah masih ada kesempatan? Sepertinya lucu jika kita memakai baju ala astronot karena bumi sudah kepanasan, kalau kita buka baju tersebut maka kita akan terbakar langsung. Ya, mungkin saja bukan?
Pada masa saya masih SD, jam 12 siang adalah saat matahari sangat terik dan menyengat, tetapi sadarkah kalian bahwa jam 9 pun sekarang sudah sangat menyengat? Atau sudah mati rasakah kulitmu?
Memperbaiki alam bukan hanya tugas pemerintah, organisasi tertentu, tetapi juga kita manusia-manusia awam. Kalian tidak mau kan memakai baju astronot?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H