Maria Sri Dian Pratama, S.Pd.
CGP A11
Kabupaten Sikka
Dalam pembelajaran modul 2.3 Coaching untuk Supervisi akademik saya mendapatkan pemahaman melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok. Belajar mandiri saya awali dengan mempelajari bahan pembelajaran yang disediakan pada LMS, selanjutnya mulai dari diri dan eksplorasi konsep.Â
Pada eksplorasi konsep saya mempelajari materi, menonton video dan mengerjakan tes singkat untuk memperkuat pemahaman pada sub modul 2.3. Â Tahapan ini diperkuat dengan diskusi kelompok pada ruang kolaborasi. Pada ruang kolaborasi saya juga melakukan praktik coaching dengan rekan CGP.Â
Pada tagihan tugas aksi nyata kami diharuskan berkelompok 3 CGP yang secara bergantian memerankan posisi coach, coachee dan supervisor. Pada tahap aksi nyata, saya memperkuat pengetahuan dan keterampilan saya sebagai seorang coach dan supervisor. Saya secara mandiri melatih kemampuan inti coaching yaitu mengajukan pertanyaan yang berbobot, mendengarkan dengan aktif dan Kehadiran penuh (presence).Â
Saya melakukan beberapa latihan mandiri dengan menulis pertanyaan yang akan saya ajukan. Dalam latihan tersebut saya juga memperhatikan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Saya juga memperkuat paradigma coaching yaitu Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu melihat peluang baru dan masa depan.
Saat mulai mempelajari modul ini saya cukup ragu dengan diri saya sendiri, karena menurut saya coaching merupakan salah satu materi yang cukup berat untuk dipelajari dan dipraktikan. Rasa percaya diri mulai tumbuh ketika memasuki ruang kolaborasi, karena pada sesi tersebut selain mendapatkan penguatan, kami juga diberikan kesempatan untuk melatih dan mempraktikan teknik coaching.
Selama proses belajar saya merasa sudah menunjukkan kemajuan dalam hal percaya diri dalam melaksanakan praktik coaching. Meskipun setelah menonton kembali video coaching, saya ternyata sesekali masih menunjukkan asumsi terhadap coachee.Â
Hal itu membuat saya bersemangat untuk berlatih, mulai dari kecil di lingkungan sekolah. Sebagai contoh menggunakan teknik coaching saat ada rekan guru yang menceritakan hambatan dan tantangan yang mereka peroleh di sekolah. Saya berharap latihan secara rutin mampu memperbaiki kemampuan teknik coaching.
Teknik coaching ini melatih saya menjadi pendengar yang baik, secara penuh menganalisa apa yang disampaikan orang lain dan membimbing untuk menemukan solusi. Saya juga belajar menjadi pendengar yang tidak berasumsi terhadap tantangan yang dihadapi orang lain.Â