Mohon tunggu...
maria pakpahan
maria pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Konservasi

25 November 2022   10:56 Diperbarui: 25 November 2022   10:59 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Bahasa adalah alat komunikasi manusia berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut manusia. Jadi, bahasa daerah adalah jenis bahasa yang digunakan oleh dua orang atau lebih untuk berkomunikasi berdasarkan peraturan daerah dan untuk mendefinisikan bahasa di daerah itu.


       Keluarga merupakan tempat pertama kita dalam berkomunikasi dan saling berbagi kasih. Oleh karena itu, melalui komunikasi dengan keluarga yang menggunakan Bahasa daerah, kita dapat sekaligus melestarikan Bahasa daerah tersebut.


       Dari hasil penelitian Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan bahwa 748 bahasa etnis yang dimiliki Indonesia sewaktu-waktu dapat punah. Hal ini, merupakan konsekuensi zaman yang semakin homogen. Terutama penduduknya yang kurang dari 500 ribu akan lebih cepat punah. Secara alami mereka akan beralih ke bahasa yang penduduknya lebih banyak
Menurut Asim Gunarwan, seorang guru besar yang mengambil M.Sc, Ph.D, dari Georgetown University bahwa ada beberapa faktor penyebab punahnya bahasa daerah yaitu:


1. Penuturnya berjumlah sedikit
Sebagai contoh bahasa daerah di provinsi Jambi seperti bahasa Suku Kubu, Batin, Serampas, Kerinci, Orang Laut, Talangmamak, dan lain-lain. Namun penuturnya sekarang tinggal segelintir saja. Kemungkinan besar 20 tahun lagi, bahasa tersebut akan hilang.

2.  Tidak ada estafet penggunaan bahasa terutama dari kelompok sosial terkecil yaitu keluarga
Estafet penggunaan bahasa dari masyarakat terkecil pun tidak dijalankan dengan baik. Terutama komunikasi sehari-hari orang tua tidak menggunakan bahasa ibunya. Di samping itu, anak-anak saat bergaul, jarang menggunakan bahasa daerah setempat.

3.  Pemerintah kurang berperan untuk melestarikannya.
Padahal, pemerintah berusaha melestarikannya. Secara khusus, tingkat administrasi kota I dan tingkat politik. Ini termasuk pengajaran bahasa daerah di sekolah dasar dan menengah.
Pemandu daerah juga berusaha melestarikan bahasa daerah dengan menuliskan nama jalan dalam bahasa daerah. Selain itu, mewajibkan karyawannya untuk menggunakan bahasa nasional pada hari-hari tertentu. Di Bogor, misalnya, kami dianjurkan berbicara bahasa Sunda setiap hari Rabu. Sering dipanggil Rebo Nyunda.

4. Biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh
Apa kelebihan belajar bahasa daerah dibandingkan belajar bahasa Indonesia atau bahasa asing? Dengan kata lain, menggunakan bahasa daerah tidak menguntungkan. Itulah sebabnya keluarga modern cenderung meninggalkan penggunaan bahasa daerah
Bagaimana cara penanggulangannya?
Himbauan dalam rangka mempertahankan bahasa daerah atau minimal dapat memperpanjang bahasa daerah dengan cara :
*Pemerintah pusat melakukan kegiatan melalui pemerintah daerah tingkat I dan II, yang didalamnya termasuk bahasa daerah yang dapat digunakan, seperti bahasa di sekolah dasar dan menengah lebih berperan.
*Pemerintah sedang menyiapkan program dokumenter tentang pedoman penggunaan bahasa daerah. Setidaknya, meski sudah punah, bahasa daerah masih memiliki jejak berupa dokumen.


Bahasa daerah harus lebih sering digunakan di setiap keluarga. Metode ini adalah yang paling efektif. Karena daya ingat anak biasanya lebih awet jika diajarkan bahasa nasional sejak usia dini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun