Mohon tunggu...
Marianus Soni
Marianus Soni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

JANGAN MATI SEBELUM MENINGGAL

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku yang Terluka

3 Juni 2021   08:35 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu tepatnya tanggla 01 Oktober MILIKNYA 1997 aku dilahirkan ke dunia ini ole seorang wanita cantik  sebut saja namanya since. Ya "since' perampuan yang menjadi kekuatan dan harapanku menggapai cita. Meskipun aku belum tahu akan jadi apakah akau nanti. Hari demi hari akau dibesarkan dengan kasih sayang yang begitu besar dari ibu. 

Waktupun bergulir pergi segalah Canda, tawa, suka dan duka akau lalui bersama ayah dan ibuku tercinta. Tanpa kusadari akau sudah berumur dua tahun. Ya umur yang masih membutuhkan kasih dan sayang dari seorang ibu. Aku tahu itu. Akau tahu diumurku yang masih kecil itu akau akan selalu bersama ibu. Itu bayanganku saat itu. Dan kau tahu Cintah seorang ibu selalu tulus bagai anaknya.

Seiring berjalanya waktupun peristiwa yang tak kuduga ahirnya datang juga. Ya peristiwa yang membuatku hancur berkeping keeping walaupun aku belum mengerti apa yang sebenranya terjadi. "ibu pergi" . Aku yang saat itu masih belum mengerti tentang kepergian yang sesungguhnya hanya bisa diam tepaku melihat sanak saudaraku menagis. Aku binggung, apa yang terjadi dengan ibu. Orang-orang datang memeluku, mencium, dan sekali lagi merangkulku, akau masih binggung, apa yang terjadi dengan ibu gumahku dalam hati. 

Pada ahirnya akau mengerti ketika adik ibuku merangkulku mencium, seaakan tak dapat menerima kejadian ini, "ibu meninggal" gumah adik ibuku dan sekali lagi menciumku. Akupu menagis. Tangisanku bukan karena aku sedih karaena ibu pergi, tangisanku karena kau melihat seluruh keluargaku menagis maratapi ibu. Aku yang saat itu tidak tinggal bersama ibu hanya bisa menerima keadaan walaupun akau tak mengerti. Ibu tinggal bersama ayah di rumah ayahku, sedangakan aku tinggal bersama orangtua ibuku.  

Akau merasa bahwa aku dilahirkan dalam kehampaan kasih sayang dan dalam kesirnaan cinta sejati yang seharusnya akau raih, layaknya teman-temankuyang lain. akau yang seharusnya masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu harus menerima kenyataan pahit. Dia yang yang melhirkan akau ke dunia tempat akau berpijak dan menaruh banyak harapan harus pergi dan takan pernah kembali . pergi untk selamanya. Ia pergi meninggalkan akau dalam kesendirianku. 

Seringkali akau bertanya jawab pada diriku sendiri mengenai ibu" apakah ibu mencintaiku? Apakah ibu sengaja meninggalkan ku? Lalau mengapa ibu pergi untyk selamanya , pergi dan tak pernah kembali. Seiring pertanyaanku air mataku mulai membasai pipiku. Aku pun ingin berteriak , bertriak kepada ibu , akau ingi mengatakan "ibu jahat...kupikir kata ini pantas untuk ku ucapakan ditengah kekusangan pikiranku. 

Ketka akau merenung terkadang akau merasa bahwa aku belum sepenuhnya merasakan kaisih sayang yang pantas didapakan seperti teman-temanku yang lain. sering juga dalam doaku akau berujar pada ibu dan akau yakin ibu mendengarkanku. Akau sering berkata" ibu..... akau cemburu pada teman-temaku yang selalu diperhatikan oleh orangtua mereka, akau cemburu ibu, apakah ibu tau itu. Aku hanya ingin ibu kembali.....itulah masa laluku masa suramku.

Akupun mengubah kenagan pahitku dengan hati yang terus bergulir. Akaupun perlahan mengubah hidupku karena akau yakin masih ada keluargaku yang kasih sayanganya kepadakau taka kala jauh dari kasih sayang ibu kepadaku. Akau yakin kelaurgaku maish menerima akau sebagai anak mereka. aku percaya ini peristiwa ini adalah ujian dari TUhan. 

Apakah aku sanggup menjalaninya .. pertanyaan ini yang sendang kurungan ditengah perjalananku untuk mengikuti Dia yang memnaggilku. Akupun mulai menutup lemaban buku harianku yang penuh duka lara itu semabari menanti  pengharapan yang ingi akau raih walaupun masih merupakan tanda tanya. 

Tahun, bulan harupun terus beralu. Akaupun mulai menemukan jati diriku, aku mulai tumbuh menjadi seorang remaja yang sederhana akan tatapi asik untuk dipandang. Akau mulai menjalani hidupku dnegan dukungan keluaragaku yang sudah mengganggap aku sebagai anak mereka. kasih sayang dan cinta mereka terhadapku sama seperti yang akau rasakan waktu kecil ketika diberikan ibu. Namau akau sadar ini adalah ujian dari Tuhan. Akau sadar aku sudah didtitipkan pada orange yang pas...ya keluargakau.

Ini kau...akau yang sekarng masih dalam proses menjalani panggilan. YA Dia yang memanggilku. Aku bersuykur di tengah kepahitanku aku masih bisa merasakan juga kasih sayang dari teman-teman seperjuanganku, para formator dan juga semau yang telah mencintaiaku. Aku percaya ini adalah titipan ibu  untuku, aku percaya ibu tak ingin aku sedih, ibu tak ingin aku menderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun