Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Takdir

26 November 2024   16:41 Diperbarui: 26 November 2024   16:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Riana memilih keputusan di luar nalar untuk mengakhiri penderitaannya. Ia berpikir ini yang terbaik mengakhiri semuanya. Ia melangkah pelan menuju jalur KA. Dan, semuanya berakhir, pikirnya.
         "Ada yang lebih besar selain cinta untuk merajut hidup yang bahagia," tegas ibunya.
          "Harta?" ketusnya.
           "Ya, tentu saja. Adakah kamu dengar orang hidup karena cinta? Sarapan cinta? Makan siang cinta? Dinner cinta?"
          Riana menarik nafas panjang. Dihembuskannya dengan berat. Ibu tak memahaminya. Ibu hanya mendewakan uang. Baginya, uang segalanya!
         "Cinta segalanya, Bu!"
          "Ibu menikahi Ayah karena harta?" lanjut Riana.
           Pertanyaan itu menohok hati. Tatapan ibunya tajam,"Ya," jawabnya singkat.
          "Ibu bahagia dengan gelimangan harta Ayah?"
          "Ya."
           Riana tertawa sinis.
           "Ayah mati tidak bahagia. Hartanya terkuras dengan kehidupan mewah Ibu," kata Riana.
         "Sebuah pembuktian, harta tidak membahagiakan."
          "Prak!" satu tamparan mendarat mulus di pipinya.
          Air mata membasahi wajahnya yang cantik. Ia sudah memutuskan untuk melakukan ini. Suara KA menderu. Terlintas wajah Andara di benaknya. Teringat kembali masa-masa bahagia bersama.
       "Maaf, aku harus pergi," bisiknya diiringi isak tangis.
       Keputusannya bulat, ia harus melompat.
        "Buk!"
        "Astaga!" teriak orang-orang di pinggiran rel KA.
        Tubuh itu berantakan. Daging tubuhnya bertebaran di pinggiran rel. Semua orang berkerumun. Beberapa di antara mereka muntah-muntah.
         "Andara...," teriak Riana setelah memeriksa identitasnya.
          Riana terkejut setelah membaca pesan whatsapp di ponsel Andara yang masih dipegangnya. Nomor itu ia kenal.
         "Ibu...," gumamnya
       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun