Entah kenapa, aku merasa tak nyaman. Seolah ada yang mengawasi. Aku arahkan pandangan ke pohon besar itu. Tak ada apa-apa di sana, tetapi semacam ada yang bersembunyi di balik kegelapan.
    "Setan itu tidak ada," kata Duro tiba-tiba.
    "Astagfirullah," seruan Mas Dimas mengagetkan.
    Aku melompat hendak kabur. Rudi memegangiku. Tubuhku kaku dan keringatan. Tak salah lagi penglihatanku sejak tadi. Sayup-sayup tampak bayangan hitam itu keluar dari pohon, menatap tajam seolah marah.
    "Kamu toh, Mas Simin. Bikin takut saja," kata Duro.
     "Datang kok tidak ucap salam," gerutuku.
     "Ini minumannya," kata Mas Simin sambil menyodorkan dua botol kecil arak Jawa.
14 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H