Daeng (Bahasa Manggarai) atau ubi kayu merupakan salah makanan pokok yang mengandung karbohidrat. Ubi kayu umumnya berumur 6-8 bulan sudah berumbi dan bisa dipanen.Â
Terkadang besar kecil umbi yang dihasilkan tergantung kondisi tanah, bibit, dan waktu penanaman. Jenis umbi ini banyak digemari masyarakat pedesaan dengan pengolahan yang cukup sederhana. Daripada mengeluarkan duit beli jajanan di warung atau kios, tidak salah jika mengolah bahan lokal untuk mendapatkan sensasi ngopi yang luar biasa.
Bentuk Pengolahan dengan Mengukus
Pengolahan yang pertama ini dalam bahasa daerah Manggarai disebut daeng kokor. Artinya 'ubi rebus'. Pengolahan ini kerap dilakukan masyarakat setempat. Pengolahan ini tergolong sederhana tanpa ribet.
Pertama, setelah dicabut, tentu umbinya dibersihkan dari tanah yang menempel. Kemudian kupas kulitnya. Setelah itu, dibersihkan. Selanjutnya, dibelah jika umbinya besar untuk mempercepat proses pematangan. Masukkan dalam wadah berupa periuk/panci atau wadah lain. Tentu setelah ini dimasak di tungku stau kompor. Tunggu beberapa saat, umbi siap menemani kopi sore.
Terkadang, beberapa orang memasukkan gula merah saat umbinya sudah mulai matang. Meskipun tidak dicacah kecil-kecil seperti kolak, umunya masih disebut kolak.
Bentuk Pengolahan Digoreng
Selain dikukus, jenis umbi ini bisa digoreng. Setelah dibersihkan bisa digoreng atau hasil kukusan, kemudian digoreng. Cukup tambahkan gula halus, enaknya bikin hanyut
Pengolahan Menjadi Onde-Onde
Onde-onde olahan ubi kayu tentu berbeda dengan onde-onde pada umumnya. Olahan ubi kayu menjadi onde-onde, pertama-tama, ubi kayu diparut, tentu sebelumnya dibersihkan. Setelah diparut, diperas, agar hasil parutan kering. Selanjutnya dicampurkan gula merah halus, sedikit mentega, dan sedikit garam. Biasanya, setelah itu adonannya dibulatkan. Kemudian, dikukus atau digoreng, sesuai selera.
Ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang penting, terutama di banyak daerah pedesaan. Â Pengolahannya yang sederhana membuatnya menjadi pilihan yang ekonomis dan bergizi untuk dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Menggunakan bahan lokal untuk mendapatkan sensasi ngopi yang luar biasa juga bisa menjadi alternatif yang menarik dan berkesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H