Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Februari

19 Februari 2024   06:59 Diperbarui: 19 Februari 2024   07:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan Februari

Hujan di pelupuk mengalir dan membekas
Isak kutahan biarkan hanya air mata bak hujan Februari ini turun!
"Tuhan tak adil!" gumamku.
Tangis tak tertahan
Kenangan-kenangan seakan hidup sehingga penolakan kian menghujam

Kesedihan  terus membahana menyayat hati
Menyesakkan! Aku merasa tak adanya keadilan ketika kematian meninggalkan luka!
Tangis sanak saudara
Anak dan istri yang meraung
Menolak hidup yang terenggut!
Ah, Tuhanku, tak bisakah ia melunasi perjalanannya? Sampai ia membesarkan buah hatinya

Suaraku menggema memecah
Aku berteriak: "Kalau Engkau mencintainya Tuhan, mengapa Engkau memanggilnya? Tidak bisakah ia bertahan sejenak, merawat darah dagingnya yang masih merangkak?"

Ah, Tuhan, imanku yang tipis membuatku tak mengerti kematian
Aku tak bisa menebak misteri kehidupan ini

#Untuk Alm. Aloisius Oman-Wafat 13 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun