Aku tersenyum dan sedikit deg-degan. Aku bingung memulainya. Jadilah hening. Sampai ia membuka pembicaraan.
   "Pertemuan yang indah," katanya.
   "Sangat indah dan khusus untukmu," kataku.
   "Tunggu sebentar," katanya sambil membuka ponselnya.
   Aku masih deg-degan. Aku merogoh saku mengambil cincin yang sudah kubeli. Aku menyiapkan diri mengatakannya.
   "Via, aku...,"
     Ia tampak tak menanggapi. Seorang laki-laki menghampirinya. Ia tegap dan berpenampilan elegan. Aku terdiam tak melanjutkan kalimatku.
    "Ndre, kenalkan, ini...."
    "Aku tahu, Via, oh, maaf, aku terlalu baper," kataku dan berlalu. Semua orang menatapku. Semua tahu kekecewaanku. Aku tertawa dalam kebodohanku.
   "Ndre," panggilnya.
   Aku menghentikan langkahku tepat di pintu keluar.