Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini: Apa Bahagia?

23 Maret 2023   17:53 Diperbarui: 30 Agustus 2023   23:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

                             Apa Bahagia? 

M. Hamse

          Aku bahagai? Ya tentu. Tapi temanku bilang, aku tidak bahagia! Kok bisa? Ya, itu karena aku terlalu manut dengan pacarku. Aku sih bahagia. Habiskan waktu dengannya adalah keinginanku. Jalan-jalan, ngopi bareng, nonton bareng, dan juga aktivitas lain. Semua serba bareng. Yang lebih bahagianya, hubungan kami sudah diketahui keluarga. Sepintas, aku bisa katakan: mereka setuju!
     "Apa kamu bahagia?" tanyanya suatu ketika.
   Aku tersenyum menanggapinya. Aku membelai wajahnya. Mengecup keningnya.
    "Aku akan mati, jika tanpamu," kataku meyakinkan.
    Ia nampak bahagia mendengarnya. Ia memelukku. Membalas kecupanku.
       Waktu terus berlalu. Hingga hari ini aku memutuskan untuk melamarnya. Apalagi semalam ia memintaku datang pagi ini. Katanya, segeralah bertemua orang tuanya. Aku menyimpulkan, hubungan ini harus segera terpatri dalam cincin lamaran. Aku siapkan batin, tak lupa siapkan kalimat indah mengucap janji.
     Suasana rumahnya ramai sekali. Saking ramainya, kehadiranku tak dihiraukan. Aku mulai gerah. Ponselnya mati.
     "Kamu, Riski?" tanya seseorang ibu kepadaku.
     Aku mengangguk dan memberi senyum paksa.
     "Yang kuat, ya, Nak," katanya.
      "Maksudnya, Bu?"
      "Ya, yang kuat, hadapi ini," jawabnya sambil berlalu.
      Aku teramat bingung menganalisanya. Suasana masih seperti sebelumnya: aku tidak dihiraukan!
       "Nak, maafkan,  Rini," kata Bu Anisa, calon  mertuaku.
      Aku terdiam. Entah apa yang terjadi. Tak lama kemudian, Rini muncul dengan dandanannya yang super,wah! Aku kagum, ya, tentu. Tapi, ada yang berbeda, seorang laki-laki rupawan mengiringinya.
    Aku kembali terpaku. Aku mulai merasa darahku mendidih. Telingaku panas. Aku menahan amarah.
     "Prak!"
      Dino, temanku menggebrak meja.
      "Tidak gitu amat kali menjiwai film," Katanya mengagetkanku.
     Aku tersipu dan mematikan komputerku.
      "Ayo, ngopi," ajaknya.

23 Maret 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun