Dua laki-laki sangar itu mulai tak tenang. Dadang yang sedari tadi ditunggu tidak datang.
        "Mana Dadang?" tanyanya lagi.
        Pak Tatang bergeming, saat bola matanya melihat sesuatu yang laki-laki itu keluarkan dari tas pinggang. Sebuah benda yang mirip pistol. Diletakkan di atas meja.
        "Mana Dadang?" tanyanya lagi.
        Untung, Bu Lintang cepat datang. Menyerahkan segepok uang tabungan. Kira-kira 10 juta rupiah. Dengan cepat Pak Tatang mengambilnya. Meletakkannya di depan dua laki-laki garang itu. Ia berbicara gagap tak tenang.
        "Ma...ma...maaf. Maafkan Dadang, mohon jangan lapor polisi," kata Pak Tatang terbata-bata.
        Dua laki-laki garang itu saling berpandangan. Yang satunya meraih segepok uang. Tanpa dihitung, tentu tahulah itu jumlahnya berapa. Mereka tak berhenti saling pandang, hingga satunya buka suara.
        "Ini kebanyakan, Pak. Barang ini harganya hanya Rp 50.000 rupiah."
        "Kami mohon maaf, bungkusannya robek," kata salah satunya.
        Pak Tatang beradu pandang dengan Bu Lintang.
        "Itu pesananku ya," kata Dadang yang masih tak percaya.