Aku mendekatinya dengan perasaan yang bergejolak. Tak lupa aku memberinya kembang yang kucuri dari tetangga sebelah rumah.
"Will you marry me?"
Ia tersenyum dan merapatkan duduknya. Berbisik di telingaku.
"Ya."
Aku terenyuh. Habislah sudah kutukan yang menghantuiku selama ini.
Dari arah belakang, seoerang anak kecil berlari menghampiri.
"Papa ... Pa ... pa," panggilnya.
Aku terdiam menatapnya. Ningsih melepaskan peluknya. Ia melangkah mundur.
"Ya, ini, Papa, Pa ... pa," kata seorang perempuan muda sambil mengendong anak kecil 2 tahunan itu.
Aku mematung. Menatap Ningsih yang berlari kecewa. Aku terdiam, tak tahu harus apa. Antara mengejarnya, sementara tanganku digenggam anak kecil itu.
"Maaf, Om. Maafkan, anak saya. Papanya baru saja meninggal," katanya.