Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Fiksi Mini: Warisan Kutukan

16 Februari 2023   09:59 Diperbarui: 16 Februari 2023   22:00 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rawpixel.com/Freepik

Aku mendekatinya dengan perasaan yang bergejolak. Tak lupa aku memberinya kembang yang kucuri dari tetangga sebelah rumah.

"Will you marry me?"

Ia tersenyum dan merapatkan duduknya. Berbisik di telingaku.

"Ya."

Aku terenyuh. Habislah sudah kutukan yang menghantuiku selama ini.

Dari arah belakang, seoerang anak kecil berlari menghampiri.

"Papa ... Pa ... pa," panggilnya.

Aku terdiam menatapnya. Ningsih melepaskan peluknya. Ia melangkah mundur.

"Ya, ini, Papa, Pa ... pa," kata seorang perempuan muda sambil mengendong anak kecil 2 tahunan itu.

Aku mematung. Menatap Ningsih yang berlari kecewa. Aku terdiam, tak tahu harus apa. Antara mengejarnya, sementara tanganku digenggam anak kecil itu.

"Maaf, Om. Maafkan, anak saya. Papanya baru saja meninggal," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun