Warisan Kutukan!
Saya mewarisi kutukan. Saya mengatakannya demikian, sebab setiap hubungan yang jajal pasti ada-ada saja halangan. Kalau bukan ditinggal karena kurang perhatian, pasti ditinggal karena dianggap laki-laki golongan bawah, atau tidak punya pekerjaan! Saya kesal, tentu. Siapa juga yang tidak merasakan demikian.
"Ada ninja?" celetuk teman saya kapan hari saat bercanda.
"Atau satria FU?" lanjutnya.
Jangankan yang demikian, yang butut saja tak punya.
Memang serba susah. Zaman semakin edan saja. Modal cinta tentu tak cukup. Apalagi pertanyaan pertama kalau bertemu terdengar tak enak. Kerja di mana? Prett! Seolah pekerjaan menjadi keharusan menjalin hubungan? Ya betul, tapi orang kan butuh waktu untuk mendapatkannya? Apalagi zamannya lagi tidak sesuai harapan. Jauh dari persepsi!
Tapi, kali ini ini saya menjamin itu tidak terjadi. Saya sangat bahagia! Bagaimana tidak, ia bukan tipe yang peduli soal pekerjaan. Baginya, pekerjaan bisa dicari kemudian. Sekarang intinya saling cinta! Ini kan enak? Ya, tentu ini menjadi petualangan baru yang seru.
Seperti pesannya tadi pagi, rencannya saya menemuinya di warung Bu Ani. Saya bergegas dengan tampilan serba ada. Maklum saja, belum bekerja, masih menjadi anak mama, jadi tak bisa membeli pakaian mahal.
"Hai," saya menyapanya lembut.
Ia hanya tersenyum. Astaga, ia benar-benar cantik jelita, tidak beda jauh di beranda WhatsApp-nya. Ini benar-benar luar biasa. Sebelumnya saya tertipu, foto profil yang terlihat aduhai, ternyata aduh apa daya. Lain di foto lain di alam nyata. Yang ini tidak demikian.