Bunga Alstromeria
Aku terdiam membisu dalam suasana yang kaku. Bayangkan saja, dua tahun berlalu, aku masih terlilit rindu dan tidak bisa bergerak maju. Hatiku masih menyimpan cinta untuknya, yang sekarang tidak jua kujumpa. Hari ini aku memutuskan untuk bersua dengannya. Aku mantapkan hati, bersiaga agar mampu menemuinya menyatukan rasa yang kian membara. Ya, aku sangat mencintainya sepenuh asa.
Aku mulai berdandan layaknya pria perkasa. Mengenakan kemeja dan celana yang ada. Aku siapkan tenaga, siapa tahu terjadi peristiwa tak tereduga. Tak lupa aku ambilkan puisi yang kutulis malam tadi.
    Cintaku ada
    Selalu ada
    Bahkan jika kau tiada
    Aku selalu ada
    Aku putuskan segala
    Sebab hanya kau kupunya
    Luas cintaku tidak sebanding samudera
     Â
Aku membacakannya lagi, sebelum nanti kulafakan di depannya. Aku segera mengambil seikat bunga yang kubeli dari toko milik ibunya. Bunga yang sangat ia suka: bunga alstroemeria. Aku memasukkanya dalam tas yang kubawa. Sejenak aku berkaca. Nampak wajahku kian merana. Aku berpikir lama dan memutuskan tidak jadi ke sana. Bagaimana aku menghadapinya? Ia tidak mungkin bisa kuraba. Dua tahun lalu ia pergi meninggalkan luka dan hanya dikenang dalam pusara.
M. Hamse
18/01/2023
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H