Aku membacakannya lagi, sebelum nanti kulafakan di depannya. Aku segera mengambil seikat bunga yang kubeli dari toko milik ibunya. Bunga yang sangat ia suka: bunga alstroemeria. Aku memasukkanya dalam tas yang kubawa. Sejenak aku berkaca. Nampak wajahku kian merana. Aku berpikir lama dan memutuskan tidak jadi ke sana. Bagaimana aku menghadapinya? Ia tidak mungkin bisa kuraba. Dua tahun lalu ia pergi meninggalkan luka dan hanya dikenang dalam pusara.
M. Hamse
18/01/2023
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!