Semuanya hening. Mbah Jum maju ke tengah kerumunan. Warga lain mulai mendekat.
"Jangan pulang! Ia ada di sekitar sini. Tabuhlah gendang dan gong yang kalian bawa. Yang lain ikut aku," katanya.
Mbah Jum mulai membaca mantra. Mulutnya komat-kamit. Entah apa yang dikatakannya. Warga lain menabuh gendang dan gong, di bawah pohon beringin besar di dekat sungai.
"Bek,...," terdengar suara jatuh.
"Tolong ... ," terdengar suara rintihan di balik pohon.
Beberapa warga segera menuju sumber suara. Astaga, Virgo mengerang kesakitan. Mereka membopongnya. Wajahnya sangat lesu. Tatapan matanya tajam. Segera Mbah Jum membaca mantra lagi.
"Bawa dia pulang," perintah Mbah Jum.
Warga mulai berspekulasi tentang kejadian yang baru saja terjadi.
"Benar kan?" tanya yang lain.
"Itulah. Masih adaah yang tidak percaya bahwa pohon    itu ada penunggunya?" tanya yang lain.
Benar atau hanya kebetulan itulah yang terjadi. Kebenaran atau pemikiran lainnya hanya dijawab oleh diri sendiri.