Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Pemahaman Filosofi Pendidikan KHD

6 November 2022   18:23 Diperbarui: 6 November 2022   18:43 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Hal yang selalu kita lupakan dalam mendidik adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Hal itu bisa saja dipengaruhi oleh cara berpikir kita yang tidak mau beralih dari "zona nyaman". Kodrat alam, memungkinkan anak bertumbuh tanpa melupakan dari mana ia berasal. Dalam hal ini, unsur kultural harus dimasukkan dalam proses pendidikan di rumah atau di sekolah. Anak dituntun untuk menerima perubahan-peerubahan dari luar yang tidak merusak kultural di mana anak lahir dan dibesarkan. Di sinilah tugas pendidik!

KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana
anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama". KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak
mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat
zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal
sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda
dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.
Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh
dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya
Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau
konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia (Kemendikbudristek, 2022 : 11-12).

 

Kodrat alam erat kaitannya dengan budaya, tempat anak dilahirkan. Kodrat alam juga berhubungan dengan sifat, sikap, atau karakter anak. Tentu, anak dilahirkan sebagai manusia heterogen, di mana mereka memiliki kemampuan, sikap, sifat berbeda. Terkait dengan budaya, hal yang bisa dilakukan pendidik adalah menanamkan nilai-nilai budaya setempat ke dalam diri anak. Anak perlu didik untuk mencintai budaya daerahnya. Hal ini dilakukan, agar anak tidak melupakan dari mana ia berasal. Mengenai sifat, sikap, atau karakter anak, pendidik perlu mengetahuinya, sehingga proses menuntun atau megarahkannya sesuai. Di sinilah tugas pendidik yang amat berat.

Keterampilan abad 21 erat kaitannya dengan perkembangan zaman, dengan kemunculan berbagai teknologi. Dalam pembelajaran di kelas, pendidik harus mulai beradaptasi dengan teknologi. Misalnya, pembelajaran dengan memanfaatkan IT. Pendidik juga harus menggunakan cara-cara, metode atau pendekatan terbaru untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Bukan hanya itu, pendidik juga harus memiliki kemampuan untuk membekali siswanya sesuai perkembangan zaman. Dengan melakukan hal tersebut, akan tercipta insan-insan yang inovatif, kreatif, dan mampu menghadapi perkembangan globalisasi.

Budi Pekerti

            

Meyadur dari Kemendikbudristek (2022 : 12), KHD menjelaskan bahwa, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa
(afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor).

Budi pekerti artinya tingkah laku, perangai, akhlak (KBBI Edisi V). Anak dilahirkan dengan budi pekerti berbeda. Tugas pendidik adalah menuntun anak agar berbudi pekerti baik. Ini tugas yang sangat sulit bagi pendidik. Sebab merubah laku anak, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kesabaran pendidik di sini sangat teruji. Tetapi, terlepas dari hal itu, tetap tugas utama pendidik adalah menumbuhkan karakter atau bidi pekerti yang positif dalam diri anak.

Pendidikan adalah tempat memanusiakan manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan yang "bukan manusia" seutuhnya. Prefiks  me- memiliki arti 'menjadi'. Me-manusiakan berarti 'menjadi manusia'. Memanusiakan manusia, berarti membuat manusia menjadi manusia. Tugas utama pendidik adalah menuntun anak menjadi manusia seutuhnya, yang memiliki budi pekerti luhur. Dalam mendidik, pendidik memosisikan dirinya sebagai penuntun, yang wajib mengarahkan anak didiknya sesuai kodart alam dan kodrat zaman. Dengan memahami filosofi pendidikan KHD ini, bisa dipastikan anak didik akan bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang inovatif dan kreatif, sesuai tuntutan abad 21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun