Mohon tunggu...
Maria Novensa Ocha
Maria Novensa Ocha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bermain gitar.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Fakta Menarik Jurusan Kedokteran Gigi, Seorang Future Dentist Wajib Tahu!

27 Mei 2024   20:00 Diperbarui: 27 Mei 2024   20:26 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurusan kedokteran gigi merupakan jurusan yang mempelajari tentang gigi dan mulut, beserta penyakit dan perawatannya. Beberapa orang akan bertanya, ”Masuk kedokteran gigi, pasti belajar tentang gigi saja.” Statement tersebut tentu salah besar. 

Pada jurusan kedokteran gigi, terdapat banyak hal yang dipelajari, tentunya selain tentang gigi. Ilmu-ilmu kedokteran dasar juga wajib diketahui oleh seorang calon dokter gigi karena setiap sistem di dalam tubuh saling terkait. 

Contohnya, pada jurusan kedokteran gigi, terdapat mata kuliah anatomi. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia. Mata kuliah anatomi ini tak hanya mempelajari tentang struktur gigi, tetapi juga mempelajari tentang struktur dan keseluruhan bagian dari sistem tubuh manusia, misalnya sistem digestive/ pencernaan (mempelajari bagian-bagian yang terdapat pada esofagus, lambung, usus, hepar, dan sebagainya). 

Selain anatomi, terdapat pula ilmu fisiologi (faal). Ilmu fisiologi (faal) mempelajari tentang fungsi setiap organ dalam sistem tubuh manusia, misalnya sistem endokrin. Masih banyak lagi ilmu-ilmu kedokteran dasar yang menarik untuk dipelajari, seperti biokimia, farmakologi, mikrobiologi, dan sebagainya.

Terlepas dari ilmu kedokteran dasar, terdapat ilmu-ilmu khusus terkait kedokteran gigi yang tidak akan didapatkan pada jurusan lain. Tentunya, ilmu-ilmu ini sangat menarik dan penting sebagai penunjang calon dokter gigi dalam menjalankan profesinya kelak. Contohnya, ilmu bedah mulut dan maksilofasial, konservasi gigi, prostodonsia, periodonsia, ortodonsia, dan masih banyak lagi. Kalau dilihat dari namanya, sungguh menarik, bukan? Mungkin, bagi orang awam, ilmu-ilmu tersebut masih sangatlah asing. Namun, ketika sudah masuk jurusan kedokteran gigi dan mendalaminya dengan baik, ilmu-ilmu tersebut akan sangat menarik dan menyenangkan untuk dipelajari.

“Benar atau tidak, kalau jurusan kedokteran gigi merupakan gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni?” Menurut pendapat saya, hal itu benar. Selain kita harus menguasai ilmunya sebagai bekal dalam penanganan kasus klinis, kita juga perlu mengutamakan nilai estetis. 

Contohnya, ketika terdapat kasus gigi karies/ gigi berlubang, selain kita harus dapat menganalisis kasus dan melakukan perawatan agar pasien sembuh dari sakit yang dirasakan, kita juga harus mampu mengembalikan penampilan gigi tersebut seperti semula, misalnya dengan melakukan penambalan gigi atau pembuatan mahkota gigi tiruan.

Selain itu, pada jurusan ini, terdapat kemampuan yang tak kalah penting untuk dikuasai, yaitu kemampuan komunikasi. Hal ini menjadi sangat penting karena kelak, seorang dokter gigi dalam menjalankan profesinya harus menjalin komunikasi yang baik dengan pasien. Komunikasi yang baik dapat membantu dokter dan pasien untuk menjalin kedekatan sehingga segala keluhan dan informasi penting terkait pemeriksaan dapat tersampaikan. 

Saya merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Pembelajaran terkait komunikasi antara dokter dan pasien dikemas dalam mata kuliah skills lab 1 pada semester dua. Topik-topik terkait komunikasi pada mata kuliah ini, misalnya “Anamnesis” dan “Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (Dental Health Education)”.

“Sekolahnya lama, kalau jadi dokter gigi paling nanti hanya buka praktik di rumah.” Dokter gigi menawarkan berbagai pilihan karier yang luas dan fleksibel. Secara garis besar, karier sebagai dokter gigi dibagi menjadi dua, yaitu karier klinisi dan karier non-klinisi. Karier klinisi berarti bahwa seorang dokter gigi menjalankan praktik, bisa di rumah sakit, puskesmas, bahkan membuka klinik secara mandiri. 

Jika ingin menempuh karier klinisi, pendidikan lanjutan yang dapat diambil adalah pendidikan spesialis. Karier non-klinisi berarti bahwa seorang dokter gigi tidak berhubungan langsung dengan pasien, misalnya menjadi dosen, peneliti, atau direktur rumah sakit. Jika ingin menempuh karier non-klinisi, pendidikan lanjutan yang dapat diambil adalah S2 dan S3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun