Kaum Zionis yang kasarnya dapat disebut sebagai utusan Barat di wilayah Timur, khususnya di Palestina dianggap sebagai agen yang dapat menyelamatkan Palestina dari peradaban yang kolot. Maka dari itu, berdasarkan perspektif Orientalisme, berdirinya negara Israel yang didukung oleh negara Barat dilihat sebagai suatu tahap modernitas dan kemajuan di wilayah Orient, khususnya di Palestina. Oleh sebab itu, cara pandang Orientalisme ini membuat tulisan-tulisan mengenai konflik Israel-Palestina lebih memihak pada Israel. Orientalisme juga memengaruhi keputusan-keputusan yang dibuat selama ini dalam rangka meresolusi konflik tersebut. Maka dari itu, keputusan yang pada dasarnya dibuat oleh negara Barat akhirnya malah menghasilkan keputusan yang lebih berpihak pada Israel sehingga Israel dapat menguasai hampir seluruh wilayah Palestina, meskipun dengan cara-cara kekerasan yang terjustifikasi dengan adanya perspektif Orientalisme ini.
Kesimpulan
Konflik Israel-Palestina memiliki akar sejarah yang panjang dan kompleks. Hal ini diawali dengan peristiwa Nakba pada tahun 1948 yang membuat warga Palestina terusir secara paksa akibat kedatangan pasukan Zionis dan tentara Israel yang mengklaim wilayah Palestina sebagai national home bagi orang-orang Yahudi. Akar sejarah tersebut tidak berhenti pada masa itu saja, melainkan peristiwa tersebut berlanjut hingga saat ini dan mengakar kuat sehingga konflik Israel-Palestina kembali mengalami eskalasi, khususnya pada 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan adanya deklarasi perang antara Israel dan Palestina (Hamas) sampai saat ini. Konflik yang terjadi ini tidak luput dari cara pandang Barat yang menganggap Palestina sebagai bangsa timur yang inferior sehingga adanya justifikasi bagi Barat untuk melakukan kolonialisasi demi memperkuat posisi Barat di wilayah Timur. Hal ini dilakukan oleh Barat dengan mendukung para kaum Zionis untuk menguasai Palestina dan melakukan transformasi ala Barat terhadap Palestina dengan kemunculan negara Israel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H