Salah satu cara ampuh untuk mengajari anak menabung adalah dengan melibatkannya langsung dalam kegiatan itu, menabung. Ajak anak-anak ke bank saat membuka rekening, juga setiap kali menyetorkan uang untuk ditabung.
Aku ingat rasa bangga, bahagia yang aku alami saat datang ke bank, menyetorkan sebagian uang lebaranku sebagai saldo awal rekening tabunganku sendiri. Rasa bangga dan bahagia itu juga aku rasakan setiap kali aku datang ke bank, menyetorkan sisa uang saku bulananku, dan mendapati saldo tabunganku yang bertambah banyak. Semua itu membuatku berpikir, lebih dari satu kali, saat akan mengambil dan membelanjakan tabungan.
Tapi, biasanya, dengan alasan kemudahan, tidak ingin ribet membawa anak ke bank, orangtua membuka tabungan untuk anak-anak mereka, juga menambah saldo tabungan tersebut, tanpa memberitahu apalagi melibatkan anak-anak. Saat waktunya tiba, orangtua memberikan tabungan tersebut pada anak-anak mereka begitu saja. Kebanyakan, anak-anak seperti ini merasa kurang memiliki, kurang bertanggung jawab, cenderung lebih mudah mengambil atau menghabiskan uang tabungan. Dalam pikiran mereka, nilai saldo tabungan adalah tanggung jawab orangtua. Sedangkan mereka, anak-anak itu, merasa bebas menggunakan isi tabungan.
Bagi orangtua yang kondisi keuangannya berlebih, mungkin hal ini terlihat sepele. Toh mereka mempunyai uang untuk memenuhi keinginan anak-anak mereka.
Namun hal ini, kebiasaan ini akan membawa dampak buruk saat anak dewasa nanti dan mulai membangun hidupnya sendiri, keluarganya sendiri. Anak-anak yang terbiasa mengeluarkan uang tanpa memperhatikan prioritas, akan kesulitan mengatur keuangan. Ini, tentu saja akan membawa akibat, bukan hanya bagi dirinya sendiri, juga bagi keluarganya, suami dan anak-anaknya.
Menurutku, orangtua perlu memberi pengertian akan nilai uang pada anak-anak mereka, melibatkan anak-anak (dengan cara sederhana) dalam pengelolaan uang, memperkenalkan mereka dengan prioritas penggunaannya. Satu cara sederhana memperkenalkan anak dengan semua itu adalah dengan menabung.
Karena itu, untuk melindungi masa depan anak, orangtua tidak bisa hanya mempersiapkan tabungan atau sejumlah uang untuk anak-anaknya, tapi orangtua juga harus melibatkan anak-anak dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Tidak lupa untuk senantiasa mendampingi anak-anak dalam setiap proses pembelajaran.
facebook : blue.bell.1428
twitter : mariann3_andr3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H