Mohon tunggu...
Mariani Sutanto
Mariani Sutanto Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog yang berkecimpung dalam parenting, perkembangan anak hingga remaja, dan eksplorasi diri.

Lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar (Ibu Teresa)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semerbak Kebaikan Bagi Sesama

16 Juli 2015   22:24 Diperbarui: 16 Juli 2015   22:24 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan #bekasjadiberkah ini aku mengiklankannya di OLX, yang dengan ide yang patut dipuji ini membuka kesempatan banyak setiap orang untuk dapat membantu sesama yang membutuhkan.

Tentu besar harapanku parfum ini dapat diubahwujudkan menjadi dana yang bermanfaat bagi sesama. Dengan pikiran tertuju pada kebutuhan Bu Santi yang tidak sedikit, aku mendedikasikan hasil penjualan ini seluruhnya untuk membantu Bu Santi menjalani keharusan pap smear. Aku sangat berharap beliau bisa segera mewujudkan pap smear yang selama ini ditunda-tundanya, menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

Aku amat meyakini bahwa ini bukanlah impian yang tak mungkin untuk diwujudkan. Aku pun meyakini bahwa parfum yang harum semerbak ini akan terus memotivasiku untuk berbagi “semerbak kebaikan” bagi sesama.

 *

UPDATE (22/7):

Setelah tulisanku di atas di-share sebagai status di Facebook, keesokan harinya ada dua orang teman yang langsung memberikan komentar dan mengungkapkan keinginan mereka untuk membantu melalui program #bekasjadiberkah ini. Tak kusangka respons yang kudapat begitu cepat. Mereka ingin memiliki parfum ini, sementara barang yang tersedia hanya satu; maka aku memprioritaskan teman yang terlebih dulu menyatakan niat mulianya.

Diselingi kesibukan libur Lebaran, maka dana tersebut baru ditransfer ke rekeningku kemarin sore. Begitu aku terima, kuputuskan untuk langsung mengantarkan uang tersebut ke rumah ibu pijatku. Walaupun harus menerobos kemacetan arus balik mudik, aku bertekad mengantarkannya sesegera mungkin. Pikirku, selagi ada waktu dan kesempatan, mengapa harus ditunda. Lagipula, akan lebih baik bila beliau segera membuat rencana untuk pap smear.

Jadilah aku sekeluarga berangkat menuju rumah beliau. Hampir sejam perjalanan dibutuhkan untuk mencapai rumahnya. Kami disambut dengan ramah, juga oleh putra beliau. Setelah berbasa-basi sebentar, aku menyampaikan maksud kedatangan kami malam seperti itu. Beliau kaget sekali ketika aku menyampaikan bahwa bantuan itu adalah untuk biaya pap smear sebagaimana yang pernah dikisahkannya kepada kami. Tak lupa pula kami sampaikan bahwa pembelinya bahkan memberikan tambahan dari harga yang aku minta, dengan pesan, “Tolong sampaikan dana kami ini untuk yang mau dibantu.”

Ketika Beliau menerimanya, dengan mata berkaca-kaca beliau bertutur, “Baru saja tadi siang saya melihat-lihat jadwal pap smear yang masih lama. Sebagai orang yang sembuh dari kanker, saya ingin sekali pap smear setahun dua kali. Namun, tadi saya sudah pasrah. Mungkin saya sudah punya feeling ya, koq ya Ibu datang malam ini sehingga saya bisa pap smear segera setelah libur Lebaran usai.”

Gerakan #bekasjadiberkah yang dengan cemerlang digagas OLX bekerja sama dengan Kompasiana ini, telah memberi jalan bagiku untuk membantu sesama, sekaligus menjawab kebutuhan orang yang sungguh-sungguh memerlukannya—dalam hal ini menjawab kebutuhan dan impian Bu Santi.

Keinginan untuk membantu orang lain tentu saja tidak dibatasi hanya bila ada program seperti ini atau oleh “materi” melimpah yang kita miliki. Namun program ini sangat baik dalam mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan sesama yang membutuhkan serta kesadaran bahwa dengan apa pun yang ada di sekitar kita yang kita miliki, kita bisa berbuat sesuatu. Oleh karena itu, izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada OLX, dan juga Kompasiana, untuk gerakan #bekasjadiberkah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun