Mohon tunggu...
Maria Nichole
Maria Nichole Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Welcome to my page, hope you guys enjoy reading my article.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal Kepulauan Tanimbar: Upacara Sasi, Tradisi Sakral Penjaga Ekosistem di Saumlaki

28 Oktober 2024   19:26 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sasi adalah sebuah tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat Tanimbar sebagai cara mengelola sumber daya alam dengan bijaksana. Praktik ini telah dilakukan sejak dahulu dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Tanimbar, yang memiliki pandangan holistik terhadap alam. Bagi mereka, alam bukan hanya sekadar tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam. Alam diyakini sebagai entitas yang hidup, yang memiliki roh dan kekuatan yang harus dihormati, dijaga, dan dipelihara agar tidak menimbulkan malapetaka atau ketidakseimbangan di lingkungan sekitar.

Upacara sasi menjadi manifestasi dari pandangan tersebut. Tradisi ini tidak hanya sekadar bentuk penghormatan terhadap alam, tetapi juga berfungsi sebagai peraturan adat yang diberlakukan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem. Sasi dilaksanakan melalui proses adat yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin adat, yang kemudian menetapkan aturan sasi di wilayah tertentu. Aturan ini meliputi larangan sementara bagi masyarakat untuk memanen atau mengambil hasil alam di wilayah yang ditentukan selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian, alam diberikan kesempatan untuk memulihkan diri dan memperkuat keseimbangan ekosistem.

Penerapan sasi mencakup berbagai aspek, seperti sasi laut, sasi hutan, dan sasi darat. Sasi laut diterapkan pada area perairan yang kaya akan sumber daya laut, seperti ikan, terumbu karang, atau biota laut lainnya. Selama masa sasi laut diberlakukan, masyarakat dilarang untuk menangkap ikan atau mengambil hasil laut di wilayah tersebut. Sasi hutan diterapkan pada kawasan hutan yang memiliki sumber daya seperti kayu, tanaman obat, atau hewan buruan. Dalam sasi hutan, masyarakat dilarang menebang pohon atau berburu selama masa larangan. Sedangkan sasi darat diterapkan pada lahan pertanian atau perkebunan, yang memungkinkan tanah untuk beristirahat dan kembali subur setelah masa larangan berakhir.

Setelah periode sasi berakhir, masyarakat setempat diperbolehkan untuk kembali memanfaatkan sumber daya di wilayah tersebut. Namun, pemanfaatan tersebut dilakukan dengan tetap menjaga prinsip-prinsip keberlanjutan yang telah diwariskan melalui tradisi sasi. Dengan cara ini, tradisi sasi tidak hanya menjadi wujud penghormatan terhadap alam, tetapi juga menunjukkan kearifan lokal masyarakat Tanimbar dalam mengelola sumber daya alam mereka secara berkelanjutan. Tradisi ini menggambarkan bahwa masyarakat Tanimbar memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam, serta tanggung jawab bersama dalam melindungi kekayaan alam agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Tahapan dan Proses Upacara Sasi

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam upacara sasi di Tanimbar yang penuh dengan makna:

1. Musyawarah Adat

Upacara sasi dimulai dengan musyawarah yang digelar oleh para tetua adat dan pemimpin masyarakat. Dalam pertemuan ini, ditentukan wilayah yang akan diberlakukan sasi serta durasi periode sasi. Seluruh lapisan masyarakat diundang untuk hadir dan memberikan persetujuan bersama. Tahapan ini mencerminkan demokrasi tradisional yang memperkuat solidaritas komunitas.

2. Ritual Pembukaan Sasi (Sasi Tutup)

Setelah musyawarah, diadakan ritual pembukaan sasi di lokasi yang akan diberlakukan sasi. Upacara ini dipimpin oleh tetua adat, yang membacakan doa dan menyanyikan lagu-lagu adat untuk memohon restu dari roh leluhur agar proses sasi berjalan lancar dan alam tetap terjaga. Persembahan seperti sirih pinang atau simbol-simbol penghormatan lainnya juga dipersembahkan sebagai tanda penghormatan kepada alam.

3. Pemasangan Tanda Sasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun