Mohon tunggu...
Maria_A
Maria_A Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perkebunan Kelapa Sawit Sebabkan Kesuburan Tanah Menurun

5 Maret 2018   11:41 Diperbarui: 5 Maret 2018   11:52 11627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelapa sawit adalah tanaman industri sebagai penghasil minyak nabati terbesar di dunia. Minyak ini dapat digunakan sebagai minyak industri , minyak masak, maupun bahan bakar (biodiesel). Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Minyak yang dihasilkan bukan merupakan minyak jadi atau yang bisa langsung digunakan tetapi berupa minyak mentah yang biasa disebut dengan CPO yang kemudian akan diekspor ke berbagai negara di dunia. 

Tanaman kelapa sawit sendiri bukan merupakan tanaman asli yang berasal dari Indonesia. Masuknya tanaman kelapa sawit terjadi ketika Belanda memulai revolusi industrinya. Tanaman kelapa sawit pertama di Indonesia didatangkan pada tahun 1848 dari Afrika Barat yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya, dimulai pada tahun 1870-an, tanaman tersebut mulai dibudidayakan dan dilakukan pembukaan perkebunan di Deli. Persebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia terutama banyak terdapat di pantai timur Sumatera, Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Barat.

Perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang sangat besar. CPO yang dihasilkan memberikan kontribusi yang besar bagi devisa  negara. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga menyumbangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia mengakibatkan tuntutan tanaman kelapa sawit untuk diproduksi tinggi sehingga banyak hutan dan areal perkebunan lama ditebangi dan dipangkas  menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

Selain memberikan manfaat bagi perekonomian negara, perkebunan kelapa sawit ini juga memberikan dampak negatif terhadap kesuburan tanah. Seperti yang kita ketahui, tanaman akan tumbuh dengan optimal jika ditanam di tanah yang subur. Lahan bekas pakai perkebunan kelapa sawit memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Berikut adalah alasan-alasan mengapa perkebunan kelapa sawit menurunkan kesuburan tanah

Pemangkasan hutan untuk areal perkebunan kelapa sawit hilangkan lapisan tanah subur

Kebanyakan kegiatan pembukaan lahan kelapa sawit dilakukan dengan metode tebang habis (land clearing) agar menghemat biaya dan waktu. Akibatnya makhluk hidup yang tinggal di dalamnya pun menjadi terganggu dan kawasan resapan air menjadi berkurang sehingga pada saat intensitas hujan lebih besar dari laju infiltrasi karena kawasan resapan air yang berkurang terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran permukaan. 

Aliran permukaan ini mengangkut partikel tanah yang terlepas dan kemudian diendapkan setelah aliran tersebut berhenti, biasanya  material yang terangkut mengendap di sungai, waduk, irigasi, atau daerah dataran rendah lainnya. Partikel tanah yang terlepas ini merupakan bagian dari top soil tanah dimana di dalam bidang pertanian lapisan top soil merupakan lapisan yang paling subur.

Penananam monokultur pada tanaman kelapa sawit menyebabkan akumulasi pupuk anorganik

Pada umumnya, budidaya kelapa sawit dilakukan dengan sistem monokultur.  Penanaman monokultur menyebabkan tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman terserang hama, maka tanah harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Penggunaan pupuk pada areal perkebunan kelapa sawit yang luas tentunya tidak sedikit selain itu tanaman sawit juga rakus hara. 

Pupuk yang biasa digunakan untuk pemupukan pada perkebunan kelapa sawit adalah pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik menyebabkan kandungan unsur-unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman akan meningkat dan meningkatkan hasil produksi dengan cepat. Produktivitas lahan pertanian yang meningkat tersebut hanya akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama, karena penggunaan pupuk anorganik terus-menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah menurun, dan pencemaran lingkungan.

Tanaman kelapa sawir "rakus air"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun