Mohon tunggu...
Mariana
Mariana Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 10 Bekasi

Seorang guru yang menyukai tantangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gold Medal Prestasi di Tengah Pandemi

6 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 6 Februari 2022   08:39 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid19 yang terjadi di Indonesia Sejak Desember 2019 sangatlah mengganggu disetiap lini kehidupan, aktifitas masyarakat mulai terbatas bahkan cenderung dihentikan termasuk salah satunya dunia pendidikan. Memasuki awal tahun pembelajaran baru 2022 covid19 mulai melandai dan pemerintah memberikan pilihan kepada semua satuan pendidikan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas tentu ini sebuah berita yang menggembirakan setelah sekian lama harus menjalani pembelajaran secara online, Namun ini ternyata tidak bertahan lama karena memasuki akhir bulan januari covid19 dengan varian baru kembali menyerang Indonesia yang pada akhirnya pemerintah harus kembali menutup beberapa sekolah dengan khawatir virus covid19 akan lebih menyebar jika tetap diberlakukan pembelajaran tatap muka. SMAN 10 Bekasi yang termasuk salah satu sekolah yang berdampak akibat pandemi ini terus melakukan inovasi dan kreasi, pandemi covid19 tidaklah menyurutkan niat para siswa siswinya untuk mengukir prestasi. Ini dibuktikan dengan bergemanya nama SMAN 10 Bekasi saat award ceremony di Universitas Diponegoro Semarang tanggal 5 Februari 2022 pada sebuah ajang Internasional yaitu " ASEAN INNOVATIVE SCIENCE ENVIRONMENTAL AND ENTREPRENEUR FAIR" AISEEF 2022 dengan memperoleh 2 kategori sekaligus yaitu : Gold Medal dan Macedonia Special Award. Tentu ini sebuah prestasi yang luar biasa dikarenakan perlombaan ini diikuti secara online dan offline secara keseluruhan terdiri 447 Teams dan 20 Negara serta 100 Teams Offline Competition. Inovasi yang dilakukan pada ajang perlombaan tersebut mengusung tema Inovasi membuat prototype yang berjudul  Armband Trisomy ( AT21) : a Solution to Support Daily Life Children with Down Syindrome. Project ini di motori oleh siswa yang bernama : Shabrina Azzalia, Devina Putri Indira, Dicka Taksa Rabbani dan Anggara Roshandi Putra Dengan pembimbing Ibu Mariana, M.Pd serta Ibu Fiud Khodriah, S.Pd. Teruslah Berprestasi Sekalipun Dalam Masa Sulit..!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun