Mohon tunggu...
Maria Margaretha Viannisa
Maria Margaretha Viannisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - .

halo

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Tanda Tanya"

12 Maret 2022   12:05 Diperbarui: 15 Maret 2022   10:58 22420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik pun dimulai ketika Sun jatuh sakit, dan Hendra mengambil alih rumah makan. Hendra sangat memojokkan bahkan mengucilkan kaum muslim, bahkan dengan sangat jelasnya ia sangat condong dan memprioritaskan sesamanya non-muslim. Bahkan ada tahap dimana Abi dikucilkan karena perilaku sang Ibu yang berpindah agama dari Islam ke Katolik. 

Isi Resensi Film / Gambaran Umum 

Hadirnya film Tanda Tanya pada tahun 2011 yang mengangkat cerita tentang kehidupan antar umat beragama di Indonesia menimbulkan banyak pro dan kontra di berbagai media1 . Film garapan Hanung Bramantyo ini dianggap telah melecehkan keberadaan agama di Indonesia, khususnya dua agama besar, yaitu Islam dan Kristen. Adegan-adegan yang dimunculkan dalam film Tanda Tanya menghadirkan tontonan yang sarat akan konflik agama dan etnis, maupun toleransi antar umat yang dianggap terlalu berlebihan oleh berbagai pihak. Tentunya untuk menonton film ini, penonton diharuskan berpikiran jernih dan netral serta memiliki wawasan yang luas mengenai toleransi agama di kehidupan kita.

Pada film ini diawali dengan adanya penusukan Pastur yang menuai berbagai perspektif masyarakat. Pembukaan film ini juga memberitahukan kepada masyarakat bahwa masing-masing tempat ibadah agama Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha berdampingan seperti pada kenyataan yang ada di sekitar kehidupan kita. Disamping itu, pada film ini disuguhkan dengan keadaan sosial masyarakat yang sensitif. Namun, ada salah orang yang sangat toleransi kepada umat muslim, ia Bernama ko Hendra atau biasa disapa Mas Hendra oleh Menuk.

Ping hen ini memiliki karakteristik yang acuh kepada orang tua, dan suka berfoya foya ala anak zaman dahulu (mabuk-mabukan). Akan tetapi di pertengahan film akan diketahui mengapa ia bersikap seperti itu, tak lain tak bukan ternyata sifat hendra berasal dari amarahnya akan realita, dimana dia mencintai menuk yang notabene berbeda agama dengannya. Oleh karena itu dia mencurahkan amarah nya kepada orang tua, suami menuk serta agama menuk.

Menuk adalah sosok yang sholehah, istri yang taat dan berbakti, serta sosok Ibu yang sangat mengayomi anak-anaknya. Dijelaskan dalam film, Menuk memiliki kepribadian yang begitu sabar dan tabah. Hal ini didukung dengan adanya kondisi dimana suami Menuk yang Bernama Soleh belum memiliki pekerjaan, ia tetap lapang dada menerima semuanya. Menuk orang yang pandai dan memiliki pikiran yang jauh terbuka mengenai adanya pandangan perbedaan agama di kehidupan sekitarnya. Dimana tempatnya ia bekerja, ia mencoba untuk menjaga jarak antar agama dan memberi penjelasan kepada orang-orang yang berkunjung ke rumah makan China itu. 

Di lain sisi ada Rika yang merupakan single parent dan murtad akan tetapi merupakan sosok ibu yang sangat bijak bagi putranya, Abi. Dia selalu mengajarkan Abi mengenai agama Islam walau di lain sisi dia bukan lagi seorang muslim. Ia berteman dengan seorang laki-laki, aktor drama sampingan yang memerankan tokoh Yesus, yaitu Surya. Surya telah lama berkecimpung dalam dunia peran, sayang, dengan tampilannya, dia hanya mampu menjadi pemeran antagonis maupun pemeran sampingan. Dia merupakan sosok yang kritis dengan kemasan santainya.

Soleh yang merupakan si aktor pahlawan di akhir film adalah suami Menuk. Pada awal pembukaan film, Soleh merupakan seorang suami pengangguran yang linglung dalam mencari sebuah pekerjaan, selalu menganggap remeh dirinya,beruntungnya ia beristrikan Menuk yang sabar dan ikhlas. Selain tokoh-tokoh di atas ada beberapa figur lain yang mengisi film ini, salah satunya yaitu Engko Ayah dari Hendra yang amat toleran kepada agama lain, baik islam maupun katolik. Lalu ada pak ustadz yang menelisipkan ilmu-ilmu kehidupan dan agama di beberapa scene film ini. 

Kelebihan Film 

Sebagai penikmat film Tanda Tanya, tentunya ada banyak makna serta pesan yang terkandung di dalamnya. Film ini mengajarkan kepada masyarakat, khususnya kita sebagai kaum milenial penting untuk memiliki sikap toleransi dan anti rasisme. Dewasa ini, ada banyak kejadian dan kasus berita yang memetakan antar agama. Perlu kita ketahui bersama bahwa, semua agama tentunya memiliki tujuan yang baik bagi setiap umatnya. 

Sebagai manusia yang memiliki akal sehat, serta pikiran dan perasaan tentunya hal-hal menyimpang (rasis) yang terjadi pada film Tanda Tanya dapat menjadi pembelajaran kita dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam salah satu dialog yang dilontarkan oleh Pak Ustadz dalam film tersebut, menyadarkan kita semua bahwa sebaik baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang di sekitar kita. Pesan-pesan yang disampaikan tentu menjadi pembelajaran kita semua. Bahwa, dalam kehidupan ini ada banyak sekali perbedaan di sekitar kita. Namun, hal itu tidak menjadi pembeda untuk bersikap adil dan saling tolong menolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun