Mohon tunggu...
maria magdalena simbolon
maria magdalena simbolon Mohon Tunggu... Jurnalis - Euphoria

SCABIOZA

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Tersembunyi Pasar Kebon Empring Yogyakarta

10 November 2019   16:34 Diperbarui: 10 November 2019   16:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan wisata yang terletak di daerah Bantul Yogyakarta tersebut merupakan wisata yang menjunjung tinggi nilai tradisional, serta mempererat hubungan kekeluargaan. Jika berbicara tentang biaya masuk di wisata ini, para wisatawan hanya membayar secara  sukarela, sama juga dengan biaya parkirnya.

Pasar kebun empring ini buka setiap hari sekitar jam 07.00  pagi dan tutup sebelum magrib karena disini pejual dominan seorang ibu dan seorang istri jadi diutamakan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan tanggung jawab dirumah.

Hal yang lebih menarik lagi di pasar kebun empring ini yaitu pada saat hari minggu para pengelola, penjual dan tukang parkir menggunakan pakaian adat khas jawa. Untuk kuliner disini relatif sangat murah mulai dari Rp. 2.500 hingga 10.000, dan saat menyantap kuliner para pengunjung juga akan dimanjakan dengan pemandangan dari rimbun nya kebun empring dan suara gemercik air yang ada disungai.

Kemudian ada juga live musik yang di sediakan di pasar kebun empring tersebut yang menambah kesejukan serta ketenangan bagi para wisatawan yang datang. Anak- anak pun dibebaskan untuk bermain air disungai Karena air tersebut sangat bersih dan terjaga dari sampah. Pengelola juga menyediakan permainan tradisional seperti ayunan, angklung dan lain-lain.

Di pasar kebon empring menyediakan 25 warung kuliner, dan masing masing warung mempunyai ciri khas nya tersendiri, seperti salah satu nya adalah sego wiwit dibanderol Rp 2.500 dan banyak lain nya. Sering sekali pasar kebun empring juga digunakan untuk tempat pengajian, perkumpulan komunitas.

Menurut penjelasan sang pengelola, Ibu Titik, Pasar Kebun Empring berdiri awal bulan puasa pertengahan bulan Mei 2018. Ia menambahkan awal mula berdirinya Pasar Kebon Empring sebenarnya adalah pada saat terjadinya Badai Cempaka pada bulan November 2017, lalu ada jembatan penghubung antara perumahan warga yang putus, setelah badai berlalu para warga berencana membuat jembatan gantung.

Setelah itu para warga membuat tema untuk peresmian yaitu menuju desa wisata. Proyek alternatif setelah ide pertama untuk mengembangkan wisata ini sulit terealisasi.

"Awalnya kita mau buat tempat wisatanya di Bukit Berlian di samping sungai. Tapi tidak ada biaya. Waktu itu musim hujan, sulit terealisasi. Lalu kita beralih membuat tempat wisata yang murah tapi tetap bisa dinikmati masyarakat," kata Ibu Titik.

Akhirnya, lahan kosong di pinggir Kali Gawe yang sebelumnya hanya tumpukan sampah serta penuh dahan bambu kering disulap menjadi sebuah tempat yang bersih, sejuk, dan nyaman. Ibu titik juga menjelaskan bahwa dia mempromosikan tempat wisata ini melalui media sosial seperti facebook, instagram dan lain sebagainya. 

Kemudian untuk konsep besarnya adalah pasar tradisional yang menjadi tempat transaksi jual beli dengan fokus menjual kuliner tradisional. Yang membuat kagum dari awal berdirinya wisata ini yaitu modal utama untuk mendirikan Pasar Kebon Empring ini sebesar Rp. 130.000 dan itu pun masih harus berhutang di toko bangunan pada saat itu.

Wisata ini bukan hanya tempat untuk bersenang ria saja tetapi juga menjaga tradisi dan budaya asli Jawa kemudian menurut pengakuan Ibu Titik banyak sekali yang meminta tempat ini untuk diberikan sentuhan warna-warni untuk menambah keindahan wisata ini bahkan ada pula yang meminta untuk di buat akses wifi.

"Kami ingin tempat ini layaknya nama Kebon Empring, kebon ya seperti kebun yang tidak ada fasilitas modern tapi bersih dan nyaman. Makanan dan minuman yang dijual juga mayoritas bernuansa tradisional. Penjualnya juga hanya warga sekitar Bintaran Wetan saja," ujar Ibu Titik.

Pada intinya tujuan utama beridirinya wisata ini sebagai gebrakan untuk lebih cinta lagi kepada budaya kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun