Namanya juga perasaan, tiada yang tau kapan ia akan datang dan pergi.
Apa yang dirasa juga tiada yang tau, kecuali siempunya rasa.
Rasa-rasanya hati ini sudah cukup lelah menghadapi semua drama sepanjang hari.
Jikalau bisa ingin rasanya raga ini beristirahat sejenak, menjauh dari hiruk-pikuk jalanan ibu kota.
Menutup mata dan telinga dari kekerasan duniawi.
Mencari setitik ketenangan dari semua kekacauan dunia.
Kapan rasa cemas terus-menerus ini berubah menjadi damai.
Kapan hidup ini menemukan maknanya.
Kunanti dan kunanti, tapi tidak pernah terjadi.
Sampai kapan diri ini menunggu hingga hampa hilang berubah menjadi asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H