Di era ponsel pintar macam sekarang, gawai merupakan salah satu perangkat yang harus dibawa setiap hari, bahkan kadangkala terasa lebih penting daripada dompet (padahal kalau razia KTP dan tidak bawa dompet ya susah juga). Tentunya dilengkapi dengan paket data. Jika tidak, dunia terasa hampa. #halah
Betapa tidak? Semua obrolan sehari-hari di dunia nyata pun tidak jauh dari apa yang sedang ramai di linimasa. Misalnya pernyataan anu dari calon presiden inu, gosip perceraian selebritis A dan B yang selama ini terlihat rukun dan bahagia, sampai diskusi pun seringkali memakai fasilitas grup dari aplikasi tertentu.
Belum lagi ragam hiburan yang didapat dari aplikasi-aplikasi tertentu: yang suka baca membaca di ipusnas, yang suka nonton melihat video di youtube dan sebagainya. Sekali kehabisan paket data, langsung merasa mati gaya.
Ketika masih menjadi residen (ya, bisa dikatakan masih bisa dikategorikan sebagai "mahasiswa") , saya mempunyai beberapa trik untuk menghemat biaya pengeluaran untuk pembelian kuota internet. Maklum, uang yang ada sebisa mungkin dipergunakan dengan sebijaksana mungkin.Â
Tidak hanya untuk beli pulsa tapi juga untuk biaya fotokopi, makan, beli buku, tempat tinggal dan masih banyak lagi. Jangan sampai kuota internet "nggak ada matinya" tapi saya yang mati gara-gara kurang makan, ya kan?
Salah satu cara yang biasa saya gunakan adalah membeli kartu perdana baru.
Provider layanan komunikasi di negara kita, entah mengapa gemar menjaring pengguna baru dengan iming-iming paketan internet yang super murah pada paket perdana tapi mahal pada saat sudah isi ulang. Hal ini dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti saya untuk menggunakan internet dengan murah. Caranya? Tentu saja dengan beli paket perdana dengan bonus internet super besar dan membuang nomornya begitu paket datanya habis.
Cara ini tetap dapat dilakukan bahkan setelah pemerintah memberikan aturan untuk registrasi kartu perdana baru menggunakan NIK dan Nomor KK, toh satu NIK dapat digunakan sampai tiga nomor pada satu provider.Â
Meskipun ribet, saya tetap rela meregistrasikan tiap perdana baru yang saya beli dan meng-unreg ketika paketannya sudah habis. Demi internet yang lebih murah. Hehe ...
(Tapi sekarang cara ini sudah tidak saya pakai sih. Bawaan umur, sudah malas. Sekarang saya pakai satu nomor dan membeli paket internet bulanan saja, walau lebih mahal.)
Cara kedua yang saya lakukan adalah: hanya meng-update aplikasi saat ada koneksi wifi.
Seperti yang kita ketahui, aplikasi di android  membutuhkan update tiap beberapa waktu sekali. Seringkali update ini membutuhkan data yang cukup besar. Bisa menghabiskan kuota internet bulanan yang tidak seberapa.
Oleh sebab itu, saya sengaja menyetel update menjadi "hanya menggunakan wifi" sehingga tidak akan mengganggu keseimbangan kuota internet bulanan. Kebetulan di ruang residen rumah sakit tempat saya menimba ilmu (haiyah) dilengkapi dengan wifi (dulu sih kami juga yang bayar dengan uang iuran bulanan kami). Jadi saya dapat update aplikasi tiap berada di sana.
Bagi Kompasianer yang ingin meniru cara kedua ini, saya sarankan untuk menggunaka wifi (gratis) di tempat yang benar-benar kita percayai keamanannya, seperti katakanlah perpustakaan kampus. Hindari wifi yang keamanannya diragukan. Salah-salah malah data di ponsel Anda yang dicuri.
Cara ketiga untuk menghemat kuota internet yang masih saya lakukan sampai saat ini adalah: sebisa mungkin lakukan segala sesuatunya saat offline. Misal, saya mengetik tulisan ini di aplikasi simple notepad sambil mematikan data seluler, setelah puas dengan hasilnya baru saya unggah di Kompasiana.
Atau ketika saya ingin membaca buku di iPusNas, saya hanya menggunakan data untuk mencari dan mengunduh pinjaman bukunya. Ketika akan membaca, saya menggunakan mode offline dari ponsel saya. Hal yang sama pun saya lakukan untuk menonton video. Unduhan video dari youtube go selalu saya tonton (sampai berulangkali) dalam mode pesawat. Hemat data.
Nah, itu dia tiga tips penghematan kuota internet (ala mahasiswa) yang saya lakukan. Sesuai kata Gober Bebek "hemat pangkal kaya, pelit pangkal super kaya". Ups ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H