Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pemilihan ASI dan Susu Formula pada Bayi dari Ibu dengan HIV/AIDS

25 Oktober 2018   12:54 Diperbarui: 26 Oktober 2018   08:25 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: shutterstock

Sustainable atau berkelanjutan, artinya: mampu menyediakan (susu formula tersebut) dengan terus-menerus (kontinyu) sampai bayi berusia 1 tahun atau lebih.

Safe atau aman, artinya: pemberian susu formula tersebut harus aman (termasuk airnya, tersedia dalam jumlah cukup dan bersih), pembuatan dan penyimpanannya baik, serta diupayakan untuk diberikan lewat cangkir (bukan botol susu, karena botol susu lebih sulit dibersihkan).

Nah, jika sudah mampu memenuhi syarat AFASS tersebut, BIHA dapat memperoleh susu formula dan ASI tidak diberikan sama sekali.
Mengapa dihentikan sama sekali?

Karena ASI dapat mengandung virus HIV. Pemberian susu formula sendiri pada bayi akan menyebabkan mikro lesi (luka-luka kecil) pada dinding usus bayi. Jika bayi diberi susu formula dan ASI yang mengandung virus HIV, besar kemungkinan virus ini dapat masuk ke dalam luka-luka tersebut dan menginfeksi bayi.

Bagaimana jika tidak mampu memenuhi syarat AFASS?
Pilihannya jelas: ASI eksklusif.
Lha, kan tadi katanya ASI-nya mengandung virus HIV?

Ya, tetapi ASI juga mampu melindungi mukosa usus /dinding usus bayi sehingga jika bayi hanya mendapat ASI (tanpa yang lain), dinding ususnya akan tetap utuh. Virus HIV tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi. 

Pemberian ASI harus segera dihentikan begitu bayi (dari tadi yang kita bahas BIHA ya)mendapatkan makanan lain. Alasannya untuk mengurangi kemungkinan bayi tertular virus HIV dari ibu.

Oya, satu lagi yang perlu dicatat: semua ini tentu saja dengan ibu tetap mengkonsumsi obat anti retroviral ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun