[caption caption="Buku jendela dunia (google image)"]Buku adalah jendela dunia (sumber: google images)
Membaca adalah salah satu cara untuk memperkaya diri. Orang yang banyak membaca cenderung memiliki wawasan yang lebih luas dibandingkan mereka yang jarang membaca atau bahkan tidak suka membaca. Pilihan bacaan saat ini sangatlah beragam. Orang dapat memilih untuk membaca buku, majalah, tabloid, koran dan masih banyak lagi. Yang akan saya soroti dalam artikel ini adalah membaca buku.
Â
Buku adalah jendela dunia. Siapa yang tidak setuju dengan hal itu? Dengan membaca buku kita dapat "berbincang-bincang" dengan para pemikir yang hidup puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, dapat mengikuti petualangan mendebarkan, bahkan dapat belajar hal-hal baru. Semuanya dengan kenyamanan dari rumah sendiri (atau dari sekolah, atau di mana pun Anda membaca). Tidak perlu pergi jauh ke Afrika untuk mempelajari pohon roti monyet jika kita dapat membacanya di buku. Demikian pula tidak perlu mengalami sendiri perang yang hebat di Timur Tengah untuk dapat berempati dengan mereka, ada buku yang dapat bercerita.
Â
Meskipun demikian, di Indonesia buku masih tergolong "relatif" mahal, terlebih bagi mereka yang tinggal di daerah. Saya tidak akan menyalahkan siapapun atas relatif mahalnya harga buku di Indonesia karena tulisan ini akan berputar-putar tak tentu arah. Karena harga buku yang mahal itulah banyak orang yang sebenarnya suka membaca tapi harus mengubur dalam-dalam niatnya untuk membaca buku bagus yang harganya tak terjangkau itu. Atau tunggu harga turun dulu ketika ada diskon besar-besaran. Hehe... cara ini mungkin tidak masalah jika diterapkan pada buku fiksi, namun untuk buku non fiksi bisa-bisa ilmu di dalamnya sudah tidak up to date lagi. Lagipula, kasihan penulis bukunya (baik fiksi maupun non fiksi) sudah susah-susah memeras otak untuk melahirkan buku, eh penjualannya tidak seperti yang diharapkan.Â
Â
Sebenarnya ada cara yang relatif murah untuk menikmati buku-buku berkualitas, bahkan yang tergolong keluaran baru. Apakah itu? Jawabannya: bergabunglah menjadi anggota perpustakaan. Saat ini perpustakaan hampir dapat ditemukan di semua tempat. Ada perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, kampus, bahkan beberapa tempat ibadah seperti masjid dan gereja juga sudah memiliki perpustakaannya sendiri. Dengan modal uang pendaftaran yang tidak seberapa (bahkan banyak pula yang gratis) Anda bisa menikmati buku-buku pilihan.
Â
Membaca buku di perpustakaan (gambar diunduh dari google image)
Â
Â
"Tapi buku perpustakaan biasanya jelek-jelek."Â
Â
Eits, kata siapa? Saat ini koleksi perpustakaan sudah beragam dan cukup modern, bukan lagi buku-buku tua yang kertasnya sudah menguning semua. Hal ini dikarenakan pemerintah sudah mulai aktif memberikan bantuan pengadaan bahan perpustakaan. Petugas perpustakaan tinggal mengajukan permohonan sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk mendapatkan buku dari pemerintah ini.
Â
"Tapi saya sukanya buku yang macam-macam."
Â
Meskipun saya tidak tahu apa arti 'buku macam-macam' itu, kita bisa membantu keberagaman koleksi perpustakaan yang kita ikuti dengan cara menyumbang buku. Menyumbang buku? Iya, menyumbang buku pada perpustakaan. Setiap penggemar buku pasti memiliki koleksi buku pribadi di rumah. Ada buku yang bisa dibaca berulang kali namun ada pula buku-buku yang 'sekali baca' sudah puas. Jika ada 100 anggota perpustakaan dan tiap anggotanya menyumbang satu buku saja setiap tahunnya (bisa buku yang 'sekali baca sudah puas' tadi atau buku yang bisa dibaca berulang kali, tergantung keikhlasan), dalam setahun ada 100 koleksi buku baru di perpustakaan tersebut. Seandainya Anda mampu membaca seminggu satu buku pun baru 52 buku yang terbaca. Masih ada 48 buku sisanya. Lumayan kan?Â
Â
Cara lain untuk membaca buku dengan murah bisa dengan tukar buku dengan teman sesama pecinta buku. Ini bisa dilakukan jika Anda tidak "rela" berpisah dengan buku kesayangan. Tapi jangan lupa untuk mengembalikan ya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI