Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kejang Demam

22 Maret 2014   06:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang kejang demam. Apa yang dimaksud dengan kejang demam? Kejang demam adalah suatu bangkitan kejang yang dicetuskan oleh adanya peningkatan suhu tubuh, tanpa penyebab intrakranial, tanpa penyebab metabolik yang dapat menyebabkan kejang, dan tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Mengapa batasannya dibuat begitu panjang? Mari kita telaah satu per satu.

Yang pertama adalah “tanpa penyebab intra kranial”, dikatakan demikian sebab jika kejang disebabkan oleh penyebab intrakranial (intra: di dalam, kranial: kepala à di dalam kepala), berarti kejang itu bukan semata-mata disebabkan oleh demam, namun oleh proses-proses lain yang bisa bermacam-macam penyebabnya. Akan saya bahas di lain kesempatan.

Kemudian tanpa penyebab metabolik yang dapat menyebabkan kejang, artinya tidak ada gangguan metabolik yang dapat menyebabkan kejang. Gangguan metabolik itu antara lain: gangguan elektrolit (dapat diketahui dengan pemeriksaan elektrolit darah di rumah sakit), hipoglikemia (kekurangan gula), dan sebagainya, termasuk di dalamnya penyakit-penyakit metabolik yang dapat bermanifestasi sebagai kejang.

Tanpa kejang tanpa demam sebelumnya dikarenakan kejang tanpa demam biasanya disebabkan oleh kelainan metabolik, atau jika tidak ada gangguan pada elektrolit dan teman-temannya, kemungkinan penyebab kejang tanpa demam ini adalah epilepsi. Tentu saja epilepsi memiliki penyebab yang berbeda dengan kejang demam, demikian pula dengan penanganannya.

Kejang demam, sesuai dengan namanya, adalah bangkitan kejang yang dicetuskan oleh demam. Karena ada demam, terjadi pergerakan ion-ion yang lebih cepat termasuk ion natrium dan kalium di otak sehingga lebih banyak ion natrium yang masuk ke dalam sel saraf dan kemudian menyebabkan sel saraf mencapai batas rangsangnya sehingga timbul kejang. Itu adalah salah satu teori yang memaparkan tentang kejang demam. Teori lain menyatakan bahwa banyaknya ion natrium yang masuk ke dalam saraf tersebut dikarenakan saluran tempat masuknya ion natrium tersebut mengalami kelainan sehingga pada saat demam saluran tersebut lebih banyak membuka dan menyebabkan ion natrium lebih banyak masuk ke dalam saraf dan menyebabkan kejang. Kelainan pada saluran ion ini diturunkan, oleh karena itu teori ini didukung dengan adanya riwayat kejang pada keluarga pada kebanyakan pasien-pasien dengan kejang demam. Jadi jangan salah tafsir ketika dokter anda menanyakan “apakah ada riwayat kejang pada keluarga?”,  mereka hanya berusaha untuk mencari riwayat keluarga yang akan dapat menguatkan diagnosis yang dibuat.

Siapa saja yang dapat terkena kejang demam? Yang dapat terkena kejang demam adalah anak-anak, kebanyakan di bawah usia 6 tahun. Mengapa mereka? Saraf pada anak-anak masih dalam masa pertumbuhan dan belum se-“matang” saraf pada orang dewasa. Oleh karena itu saraf anak-anak masih rentan terhadap terjadinya kejang yang dipicu oleh demam. Jika kejang demam tetap terjadi pada usia di atas 6 tahun, maka disebut sebagai kejang demam plus. Kejang demam plus ini dapat dicurigai sebagai salah satu varian dari epilepsi, karenanya dokter dapat meminta dilakukan pemeriksaan rekam listrik otak (EEG).

Apa yang harus dilakukan jika melihat seorang anak mengalami bangkitan kejang demam? Yang pertama adalah pastikan keamanan anak. Jauhkan anak dari benda-benda keras, tajam, api, atau air. Intinya jauhkan anak dari benda-benda yang dapat melukai anak. Kedua: longgarkan pakaian anak, ini berfungsi untuk menjaga jalan napas agar tetap baik agar anak tidak kekurangan oksigen. Untuk alasan yang sama pulalah saat ini tidak lagi dianjurkan untuk memasukkan sendok ke dalam mulut anak untuk mencegah lidah tergigit. Yang ketiga: beri obat pemutus kejang secepatnya. Jika anak sudah pernah kejang sebelumnya, kemungkinan dokter akan membekali orangtua dengan obat pemutus kejang yang diberikan lewat dubur. Masukkan obat segera lewat dubur, pastikan agar tidak keluar lagi, dan segera bawa anak ke sarana kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah kejang demam? Karena kejang demam disebabkan oleh kenaikan suhu, maka cara terbaik untuk mencegah kejang demam adalah dengan mencegah anak mengalami demam. Selalu sediakan termometer dan obat penurun panas di rumah. Untuk obat penurun panas, sebaiknya jangan yang berisi aspirin karena dapat menimbulkan sindroma Reye pada anak. Paracetamol dan ibuprofen merupakan obat penurun panas yang relatif aman untuk anak. Ukur suhu tubuh anak (biasanya di ketiak) sebelum memberikan penurun panas. Berikan penurun panas sesuai dengan aturan yang tertulis di kemasan obat jika suhu anak di atas 38 C. Pemberian penurun panas saat anak tidak demam tidak bermanfaat dan hanya memperbesar kemungkinan terjadi efek samping obat.

Tindakan mengompres anak dapat sangat membantu menurunkan demam anak. Berikan anak kompres menggunakan kain yang dibasahi dengan air bersuhu biasa (atau bersuhu hangat jika anak menggigil) pada daerah lipatan leher, ketiak, dan selangkangan. Kesalahan yang umum dilakukan orangtua saat mengompres adalah mengompres di daerah dahi. Hal ini tidak bermanfaat untuk menurunkan demam anak karena pembuluh darah yang ada di dahi hanya kecil, tidak sebesar pembuluh darah leher dan ketiak. Jangan sekali-kali mengompres anak dengan air es dengan harapan demamnya cepat turun. Suhu anak memang akan turun dengan cepat sehingga membuat anak menggigil kedinginan dan akhirnya demam anak akan menjadi lebih tinggi daripada sebelum dikompres.

Selain menurunkan suhu, pada anak-anak yang sering mengalami kejang demam sebaiknya diberikan pula obat pencegah kejang. Hubungi dokter Anda untuk meminta obat pencegah kejang yang diminumkan selama anak demam.

Demikian pembahasan singkat mengenai kejang demam dan cara pencegahannya, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun