Mohon tunggu...
Maria InnocentiaDevina
Maria InnocentiaDevina Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah orang yang menyukai belajar hal baru di luar bidang yang saya tekuni.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Langit Jingga di Waduk Sermo

8 Juni 2023   13:10 Diperbarui: 8 Juni 2023   13:16 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Ingin menikmati suasana yang berbeda, saat itu kami mengarahkan tujuan menuju tempat yang tidak begitu jauh dari rumah yaitu Waduk Sermo. Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki berbagai pesona alam yang indah dan menakjubkan, salah satunya adalah Waduk Sermo. Jarak tempuh dari Kota Yogyakarta untuk menuju objek wisata Waduk Sermo yang terletak di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo ini kurang lebih 40 km dengan memakan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Sejarah pembangunan waduk ini dibangun selama hampir tiga tahun sejak 1994 sampai akhir 1996. Kurang lebih sebanyak 100 kepala keluarga ditransmigrasikan ke Bengkulu untuk membangun bendungan Sermo ini. Pembangunan dilakukan dengan membendung Kali Ngrancah di Desa Hargowilis, kecamatan Kokap dengan melakukan transmigrasi massal yang disebut dengan "bedol desa", sehingga terbentuk bendungan yang dapat menampung 25 juta meter kubik air dengan lebar 250 meter. 

Pada mulanya Waduk Sermo dibuat untuk menyalurkan air bersih ke area penduduk sekitar yang pada akhirnya menjadi tempat wisata yang digemari. Saat ini objek wisata Waduk Sermo sangat populer bahkan sering dikunjungi oleh beberapa public figure dan wisatawan yang berasal dari luar kota karena panoramanya yang indah. Meski sudah beberapa kali bahkan dapat dikatakan sering mengunjungi tempat ini, kami tak pernah bosan karena pemandangan yang tidak diragukan lagi keindahannya apa lagi saat sore menjelang petang.

Dalam perjalanan menuju Waduk Sermo, berbagai suasana perjalanan kami lalui, mulai dari jalan naik turun yang tak begitu luas, hingga jalan aspal mengular melewati rimbunnya pepohonan dan tebing-tebing berbatu menjadi pemandangan sepanjang perjalanan. Setelah sampai, kami disuguhkan pemandangan bukit-bukit dengan pepohonan yang rimbun. Kami punya cara tersendiri untuk menikmati keindahan waduk yaitu dengan menaiki perahu yang disewakan dan bersantai duduk di tepi telaga menikmati matahari terbenam. Tentu saja kami menikmati kedua cara tersebut, pertama dengan menaiki perahu yang berkeliling di setiap lekukan waduk.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Sebelum menaiki perahu, kami melewati beberapa pedagang yeng menjajakan makanan ringan berada di sekitar loket pembelian tiket. Harga tiket untuk menaiki perahu yaitu Rp 10.000. Setelah menaiki perahu kami menyempatkan untuk berfoto bersama di sudut kapal dengan pemandangan bukit dibelakangnya, angin yang berhembus menghempaskan rambut dan membuat kami semakin jatuh cinta akan tempat tersebut. Di atas perahu kami melihat wisatawan lain yang mendirikan tenda di tepi-tepi waduk, memancing dan ada juga yang sedang melakukan pemotretan pre-wedding berlatar panorama waduk. Sejauh mata memandang kami juga melihat adanya fasilitas gazebo dan rumah jamur yang dapat digunakan untuk bersantai atau berteduh.

Selesai mengitari waduk dengan kapal, kami bergeser ke tempat yang bisa dijadikan orang untuk bersantai di tepi waduk dengan rerumputan hijau. Waduk Sermo yang berada di tengah-tengah Bukit Menoreh, membuat kami yang sedang bersantai seperti diapit oleh pemandangan yang begitu menakjubkan dengan pepohonan yang rimbun. Ditemani dengan tiupan angin semilir, kami duduk bersantai, menikmati suasana yang menenangkan dan bercanda tawa di tepi waduk dengan romantisme cahaya matahari terbenam membuat kami terpukau dan betah berada di tempat itu. Cahaya matahari yang berwarna jingga memantul ke air, membuat bukit dan pepohonan disekitarnya bercermin ke permukaan air. Sungguh pemandangan yang begitu indah, tak henti-hentinya kami tergagum, bahkan mata kamipun ikut berbinar melihatnya.

Tak terasa sang surya sudah tenggelam dari keberadaannya sore itu, beristirahat untuk mempersiapkan sinarnya kembali esok hari. Waktu berjalan seolah begitu cepat, cahaya jingga yang indah lambat laun semakin meredup adalah hal yang kami rasakan saat itu. Setelah langit diselimuti dengan kegelapan, kami memutuskan untuk beranjak. Berkunjung ke Waduk Sermo yang hanya sekedar melepas penat atau menikmati suasananya ditemani dengan sedikit obrolan menyenangkan merupakan hal yang tidak akan kami lupakan, "kembali" adalah kata yang nanti akan kami ucapkan sepulang dari tempat ini. Meskipun waduk ini buatan manusia, pemandangan alam di sekitarnyapun tak kalah menarik dengan destinasi wisata alam di tempat lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun