Mohon tunggu...
Maria Helena
Maria Helena Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Secercah Harapan dalam Gagal Jantung

23 Oktober 2017   22:05 Diperbarui: 23 Oktober 2017   22:52 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pengobatan penyakit jantung, sel punca diambil dari sumsum tulang ke dalam sirkulasi darah. Tujuannya adalah agar lebih mudah diambil setelah dirangsang dengan obat tertentu. Cara yang memiliki frekuensi paling sering dilakukan oleh pasien adalah dengan menyuntikkan sel induk langsung ke dalam pembuluh darah koroner. 

Sel induk dapat diperoleh dari jaringan lemak, otot rangka, serta tali pusat. Cara ini sering digunakan karena mudah, relatif tidak mahal, aman, karena tubuh tidak akan menolak sel itu. Hal ini baik untuk penderita pasca serangan jantung yang sudah mengalami intervensi koroner perkutan dan pemasangan stent pada pembuluh darah yang semula tertutup saat serangan. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyuntikkan sel induk langsung ke otot jantung. 

Dalam kasus ini, sel induk dapat disuntikkan dengan operasi terbuka. Namun cara ini sangat berkebalikan dengan cara sebelumnya, karena cara ini mahal, amat invasif, mempunyai risiko tinggi, dan tidak semua daerah pada jantung dapat dicapai. Cara lainnya adalah dengan menyuntikkan melalui kateter yang dimasukkan ke dalam bilik jantung.

Beberapa saat yang lalu ditemukan sistem baru pemberian sel punca pada jantung, yaitu sistem NOGA. Sistem NOGA menggunakan alat yang memetakan secara teliti dan tepat daerah jantung yang butuh terapi sel punca sehingga kateter bisa diarahkan dengan tepat sehingga penyuntikan akan tepat sasaran ke lokasi target. Sistem ini digunakan untuk pengobatan jantung yang mengalami kerusakan lanjut disertai gagal jantung atau angina (nyeri dada akibat penyempitan pembuluh koroner).

Ada beberapa jenis sel punca pilihan, seperti mioblas, derivat sumsum tulang dan darah, dan derivat sel darah umbilikus. Mioblas berasal dari sel satelit otot rangka yang dapat memperbaiki kerusakan jaringan tersebut. Setelah terjadi cedera otot, mioblas skeletal akan berkembang dan membentuk jaringan otot baru, sehingga hal inilah yang menyokong mioblas sebagai kandidat pertama untuk digunakan pada perbaikan otot jantung. Dengan menggunakan mioblas autologus untuk penderita penyakit jantung, maka hal-hal seperti usia jaringan donor yang pendek dan efek samping penggunaan imunosupresan dapat ditanggulangi. 

Tidak hanya itu, melainkan regenerasi dan kontraksi otot jantung yang sebelumnya mengalami infark dapat dicapai. Mioblas autologus juga mempunyai kelemahan yaitu besarnya jumlah sel autologus yang dapat dikembangkan di laboratorium. Pada kondisi donor yang sehat dan pasien dengan gagal jantung kronis, tidak memerlukan terapi sel punca yang segera. Tetapi pada kondisi infark akut dimana pemberian terapi sedini mungkin sangat dibutuhkan, maka sel-sel alternatif harus dapat segera ditentukan dan siap pakai dalam jumlah yang cukup.

Sumsum tulang dan darah perifer mengandung sekumpulan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel lain, seperti sel punca hematopoietik, sel punca mesenkimal, dan sel progenitor endotelial. Sedangkan derivat dari umbilikus mudah didapatkan dalam jumlah yang cukup, memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai macam sel, tidak bermasalah dalam hal etika seperti halnya sel punca embrionik, dan memiliki efek imunogenik yang rendah bila dibandingkan dengan sel-sel sumsum tulang. Apabila sel darah umbilikus diisolasi dan disimpan pada saat kelahiran, sel-sel ini dapat menyediakan sumber sel punca autologus untuk mengobati kerusakan miokardium di kemudian hari.

Keamanan dan ketersediaan mioblas dan sel-sel punca sumsum tulang masih terus dievaluasi dan diteliti lagi, termasuk cara pemberiannya. Jenis-jenis dari sel punca yang telah disebutkan di atas memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Namun dari semuanya, yang paling diminati oleh banyak orang adalah dengan cara infus intrakoroner yang menggunakan kateter balon standar. Cara ini berfungsi untuk perbaikan kardiomiosit dengan sel progenitor. 

Karena dengan cara inilah, sel punca dapat ditransplantasikan secara langsung hanya ke dalam daerah miokardium dimana aliran darah dan suplai oksigen dapat dipertahankan.  Dengan begitu, maka dapat memastikan lingkungan yang berguna untuk daya tahan sel, sebagai syarat agar transplantasi menetap. Hal ini tentunya berbeda dengan pemberian sel progenitor secara intra arterial yang memerlukan migrasi dari pembuluh darah ke dalam jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa daerah miokardium yang tidak diperfusi akan menjadi target yang kurang efisien.

Keberadaan Terapi Sel Punca di Indonesia

Keberadaan cara pengobatan dengan sel punca di Indonesia adalah di Laboraturium ReGenic (Regenerative and Cellular Therapy), yang mana merupakan laboratorium pertama di Indonesia yang memiliki legalitas dalam pengolahan sel punca atau stem cell untuk terapi. Namun isu beredar di Indonesia bahwa biaya untuk pengobatan dengan terapi sel punca ini membutuhkan biaya yang cukup besar, serta perangkat dan teknologinya masih dalam kondisi terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun