Saya sendiri masih kebinggungan, karena faktanya daerah-daerah tersebut, memang belum merasakan keadilan dari segi infrastruktur langit. Dimana, ketika pemerintah gencar-gencarnya mengkampayekan Era 4.0 dan digitalisasi, namun sebagian masyarakat hanya menjadi penonton ditanah airnya sendiri.
Berbicara mengenai pendidikan, tentu secara pribadi saya juga mengalami hal tersebut. Dimana semenjak berpindah dari desa untuk melanjutkan pendidikan dikota pada 2016 lalu. Awal-awal, saya kesulitan beradaptasi baik dari segi lingkungan, bahasa, budaya terlebih lagi pada pendidikan. Dalam ingatan saya, masa itu pemerintah sudah mengkampayekan revolusi mental dan Era 4.0.
Dimana ironisnya lagi, ketika memasuki bangku kuliah, saya tidak mampu mengoperasikan komputer. Hal ini membuat saya begitu malu karena dikampung yang kami dapatkan, teori bukan prakteknya secara langsung. Apalagi alat tersebut sangatlah minim dan tentu mahal, ditambah lagi tidak memadainya infrastruktur langit (tol langit atau teknologi) membuat sebagian besar masyarakat akan sulit mendapatkan edukasi, bahkan berbisnis online.
Tak lebih daripada itu, ketika dikota sudah bermacam-macam jaringan, didesa hanya menikmati jaringan Telkomsel. Dimana begitu mahalnya jaringan tersebut, membuat masyarakat semakin malas untuk mengakses dan menggunakan Internet, ditengah dunia begitu maju dan pesat seperti saat ini. Modernisasi begitu canggih bahkan belahan dunia mulai menerapkan robot dan lain sebagainya, disini keadilan penggunaan internet semakin memprihatinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H