"Batal, client minta pelatihan ecobrick," kata ketua relawan melalui aplikasi WhatsApp Group. Relawan yang dimaksud adalah bagian dari masyarakat awam yang bergabung dengan YPBB Bandung untuk menularkan perilaku nol sampah.
Tujuannya selain mewujudkan Zero Waste Cities, juga sesuai target Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 2018, yaitu: Indonesia Bersih Sampah 2025 (sumber).
Namun kini, tanggal 21 Februari 2023, saat Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, adakah tanda-tanda Indonesia akan terbebas masalah sampah?
Indikatornya mudah, bisa dilihat dari aktivitas truk sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Apakah jumlah sampah yang dibuang berkurang? Atau malah bertambah banyak?
Daftar Isi:
- Jauh Panggang dari Api, Indonesia Bersih Sampah 2025
- Apa Salah Ecobrick?
- Cara Mudah Menuju Indonesia Bebas Sampah
Ternyata bertambah parah. Menurut bandung.kompas.com, akibat antrean panjang, para supir truk menghabiskan waktu 24 jam untuk membuang sampah dari TPS ke TPA. Sementara dalam kondisi normal, para sopir bisa mengangkut sampah  2-3 kali/hari.
Ah itu kan kasus sampah Bandung dan sekitarnya.^^
Ups percayalah teman, sejak longsornya TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005, yang memakan korban 143 warga, mengubur 71 rumah dan 2 kampung, kemudian disusul "Bandung Lautan Sampah" karena TPA ditutup. Warga Bandung bertekad tak ingin peristiwa memilukan dan memalukan tersebut, terulang lagi.
Karena itu, muncul berbagai program penanganan sampah, seperti: program biodigester (mengubah sampah menjadi gas untuk memasak), Gerakan Diet Kantong Plastik (GDKP), Bandung Food Smart City  serta tentu saja program Zero Waste Cities.
Dari beberapa program di atas, bisa disimpulkan bahwa aktivitas pembuatan ecobrick sangat bertentangan dengan rules yang selama ini berjalan, bukan?