Demikian pula dokter Posma Siahaan, kompasianer asal Palembang ini rajin menulis tentang kasus gangguan kesehatan yang ditemuinya di ruang praktek.
Nah, jika Anda menyukai kulineran, fashion, investasi, atau apapun itu, tetapkanlah sebagai niche akun Anda, untuk mem-branding sekaligus memudahkan pembaca yang mencari topik terkait.
2. Buat Tulisan yang Mendalam
Pernah makan sup yang gak terasa garam dan bumbu lain? Kurang lebih seperti itulah analogi tulisan yang kurang mendalam: cemplang, tidak meninggalkan kesan mendalam dan tidak masuk kategori yang selalu tercantum di bawah setiap tulisan Kompasianer, yaitu:
- Aktual
- Menghibur
- Menarik
- Inspiratif
- Bermanfaat
- Unik
Jadi, jika tengah menulis tentang resep makanan, cobalah gali tentang latar belakang terciptanya hidangan, rahasia bumbu dan lain sebagainya.
Apabila menetapkan sebagai Citizen Journalism, cobalah bersikap skeptis dan jangan melupakan 5 W + 1 H. Sering banget saya menemukan tulisan yang sok asyik sendiri, seolah setiap pembaca pasti paham akan lokasi/objek yang menjadi pokok bahasan.
3. Luangkan Waktu untuk Blog Walking
"Kompasiana bak kawah Candradimuka" kata seorang kompasianer.
Maksudnya, andai dianalogikan sebagai Gatotkaca yang menjadi sakti sesudah masuk kawah Candradimuka, maka tulisan kompasianer newbie akan semakin berkualitas.
Tentu saja gak terjadi begitu saja. Kita harus rajin blog walking, atau mengunjungi tulisan kompasianer lain, kemudian melakukan interaksi seperti berkomentar, atau membuat tulisan untuk menimpali tulisan tersebut.
Bisa berupa tulisan persetujuan, namun dengan sudut pandang berbeda. Bisa juga tulisan pertanda ketidak setujuan. Misalnya: Kompasianer A membahas tentang Anies Baswedan sebagai gubernur gabener.