Kisah absurd "pejuang kantong plastik" bertambah panjang. Seseorang yang mengaku sebagai inovator melakukan atraksi di layar kaca.Â
Nampak kantong plastik terbuat dari singkong bisa larut di dalam air. Larutan kantong plastik kemudian diminum oleh sang inovator seolah-olah sedang bermain sulap.
Euleuh euleuh, kurang piknik nih orang. Silakan cek arsip LIPI tentang bahan baku kantong plastik. Gak pakai lama akan muncul penelitian plastik berbahan baku organik seperti rumput laut dan pastinya singkong.
Sudahkah Anda Membawa Tas Pakai Ulang Hari Ini?
Mengapa harus ada larangan kantong plastik gratis?
Zerowasteeurope.eu merangkum penyebabnya sebagai berikut:
- Buruk untuk bumi. Sampah kantong plastik tidak hanya mencemari lingkungan, juga membahayakan kehidupan mahluk hidup.
- Salah perencanaan. Sungguh gak masuk akal, kantong plastik mencemari lingkungan sementara waktu pemakaiannya hanya 25 menit.
- Produk yang buruk. Mengapa memilih tas kantong plasti, padahal begitu banyak tas lain yang lebih keren dan bisa digunakan ulang
- Mahal. Sepintas kantong plastik nampak murah. Karena tidak memasukkan biaya lingkungan ke dalam kalkulasinya. Produsen tidak mau bertanggung jawab atas dampak produk mereka.
- Membawa pesan yang buruk, "Ah gampang, buang saja". Begitulah kira-kira pesan kantong plastik. Bandingkan dengan tas kain yang kita miliki, apakah muncul pikiran membuang tas tersebut?
- Tidak adil. Generasi mendatang akan mendapat warisan sampah kantong plastik. Sungguh tidak adil, mereka mendapat warisan untuk polutan yang tidak dapat mereka manfaatkan.
- Terbuat dari energi fosil. Kantong plastik terbuat dari minyak mentah yang jumlahnya semakin menipis.
- Masuk ke rantai makanan. Mikroplastik masuk ke rantai makanan, tidak saja membahayakan kehidupan mahluk laut udara dan tanah, juga keberlangsungan hidup manusia. Mikroplastik mengontaminasi nasi, ikan, ayam, sayuran dan bahan makanan lain yang diolah dan dikonsumsi manusia.
Pemerintah nampak mengabaikan ancaman mikroplastik terhadap keberlanjutan hidup rakyat Indonesia. Terlihat dari tarik ulur pemberlakuan larangan kantong plastik tidak gratis yang seharusnya mulai berlaku 1 Maret 2019.
Debat kusir yang berisi opini remeh temeh bermunculan. Padahal masyarakat sudah siap, pelaku retail juga siap.
Sebagai contoh toko bahan kue di awal kisah saya yang menetapkan Rp 500 untuk kantong plastik belanja, lebih mahal dibanding ketetapan Aprindo yang hanya Rp 200 per kantong plastik. Adakah yang protes? Tidak ada!
Fakta ini membuktikan, Hari Bebas Kantong Plastik yang diperingati setiap tanggal 3 Juli sejatinya hanya sekadar pengingat:
Sudahkan Anda membawa tas pakai ulang hari ini?