Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gemerlap FFB 2019, Mengurai Makna Konsistensi dan Prestasi

29 November 2019   08:18 Diperbarui: 29 November 2019   10:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jabar.tribunnews.com

Manuk dadali manuk panggagahna

Perlambang sakti Indonesia Jaya

Manuk dadali pangkakoncarana

Resep ngahiji rukun sakabhna

Megah. Lagu "Manuk Dadali" membahana di Parahyangan Convention membuka gelaran Festival Film Bandung ke 32 di Parahyangan Convention pada tanggal 22 November 2019. Disusul tarian, kemudian sambutan Eddy D. Iskandar, founder sekaligus Ketua Umum Forum Film Bandung (FFB), penyelenggara Festival Film Bandung.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tampil berikutnya memberi sambutan. Sosok yang selalu mengapresiasi dan mendukung semua bentuk kreativitas ini, tak pernah absen dalam gelaran FFB. Banyak postingannya di Instagram menyentil aktor dan aktris Hallyu. Menyiratkan pesan, jika Korea Selatan mampu menembus kancah dunia dalam seni peran, maka Indonesia juga bisa.

Karena itu dibutuhkan gelaran yang setia mengapresiasi pekerja film, dan narafilm. Seperti yang telah dilakukan FFB yang tak pernah absen memberi penghargaan. Bentuk penilaian yang objektif dan independen. Ketika sebuah karya film dianggap gagal, tidak mampu menggaet penonton, FFB tetap akan memberinya trophy jika dinilai layak, dan dikenang sejarah sebagai hasil karya anak bangsa yang patut dipuji.

dok. Maria G Soemitro
dok. Maria G Soemitro

Esensi Terpuji

Mungkin itulah sebabnya FFB menggunakan kata "terpuji" untuk penilaian. Bukan "the best", terbaik atau semacamnya. Regu pengamat tidak ingin menggiring opini publik bahwa yang mereka nominasikan adalah mutlak terbaik.

Bisa jadi ada banyak film karya bangsa maupun mancanegara yang patut dipuji. Demikian kurang lebih tanggung jawab regu pengamat dalam membantu masyarakat meningkatkan pemahaman dan memberi aspirasi.

Beberapa hal yang menjadi penilaian sehingga karya tersebut patut diberi penghargaan terpuji, antara lain:

  • Segi punca atau tajuk (theme)
  • Segi maksud (lir, lid)
  • Segi gagasan
  • Segi cipta atau reka
  • Segi keaslian atau kejatian (originality)
  • Segi kebaruan dan kemantapan (consistency)

Hal-hal pokok tersebut harus didukung oleh aneka rinci (suara, gerak, pencahayaan, tata gambar, peristiwa dsb), ricik (pakaian, kendaraan, perabot dan beragam benda lain, serta ajang (taman, pasar, kampung dll).

Namun yang harus digaris bawahi, film Indonesia harus bicara tentang Indonesia. Lengkap dengan permasalahannya, dan sosial budaya yang melatar belakangi.

dok. Maria G Soemitro
dok. Maria G Soemitro

Esensi Konsistensi

Setelah 7 tahun disiarkan langsung oleh televisi nasional, SCTV, acara akbar FFB 2019  diliput oleh Televisi Republik (TVRI). Sebuah festival daerah yang telah menasional. Event yang diselenggarakan penuh loyalitas dan konsistensi demi memberi apresiasi pemain film, sineas, produsen dan insan film.

Tak ada yang menduga, kegiatan sekelompok seniman, budayawan dan wartawan, yang awalnya diselenggarakan di rumah makan, di bioskop dan di hotel, akhirnya dihelat di panggung megah. Bertabur bintang film, penyanyi, dan dihadiri gubernur, para tokoh film, kalangan pers dan disaksikan langsung oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Seperti dikisahkan Eddy D. Iskandar, Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja (almarhum), pendiri FFB, berkaca-kaca ketika pertama kali memandang panggung megah. Buah loyalitas mengapresiasi prestasi para pegiat film. Tatkala banyak kalangan meragukan kebangkitan film Indonesia yang sempat mati suri, FFB dengan setia menggelar Festival Film Bandung. Tanpa jeda.

Karena mempercayai bahwa setiap hasil karya harus diapresiasi. Agar pelaku meningkatkan  kualitasnya. Tak heran, FFB tidak hanya mengapresiasi film layar lebar buatan dalam negeri, namun juga film manca negara, serta FTV dan sinetron.  

Untuk itu regu pengamat dengan seksama mengamati dan mendiskusikan seluruh film ,dan narafilm tersebut selama satu periode. Tepatnya sejak 1 September 2018 -- 31 Juli 2019 untuk film nasional dan film impor. Sedangkan serial TV dan FTV selama periode 2018 dan 2019 (Agustus).

dok. Maria G Soemitro
dok. Maria G Soemitro

Esensi Prestasi

Sebanyak 110 judul film nasional, 213 judul film impor, 54 serial TV serta 333 FTV menjadi pengamatan regu pengamat FFB 2019.  Dari 110 judul film nasional dipilih 20 judul sebelum akhirnya mengerucut menjadi 5 film bioskop terpuji.

Untuk 213 film impor, terpilih 50 judul film sebelum akhirnya ditetapkan 10 Film Impor Terpuji, yaitu:

  1. Green Book
  2. Avengers: Endgame
  3. Toy Story 4
  4. Spider Man: Into the Spider -- Verse
  5. US
  6. Bohemian Rhapsody
  7. Parasite
  8. Hotel Mumbai
  9. Instant Family
  10. Andhadun

Penghargaan terpuji pada film impor berbeda dengan film nasional yang dinilai berdasarkan unsur-unsurnya, seperti: Penata Kamera, Penata Musik, Penyutradaraan, Pemeran Utama dan Pemeran Pembantu serta Film Terpuji. Film impor dinilai bisa memperkaya Indonesia dengan pengetahuan, pikiran, wawasan dan kualitasnya.

dok. Maria G Soemitro
dok. Maria G Soemitro

Terpilihnya Luna Maya 

"Seneng banget, tapi sebenarnya tidak ada ekspektasi apa-apa karena artis yang lain juga bagus-bagus. Mudah-mudahan ini bisa memotivasi untuk lebih baik lagi di film-film saya berikutnya", kata Luna Maya atas penghargaan yang diraihnya sebagai Pemeran Utama Wanita Terpuji Layar Lebar.

Kegembiraan Luna Maya tentu saja beralasan, mengingat film yang dibintanginya bahkan tidak masuk daftar nominasi Festival Film Indonesia. Demikian juga film Ambu dan Preman Pensiun.

Karena seperti yang telah diulas pada esensi terpuji, regu pengamat menominasikan film nasional berdasarkan:

Film Indonesia harus bicara tentang Indonesia. Lengkap dengan permasalahannya, dan sosial budaya yang melatar belakangi

Sehingga regu pengamat memberi nominasi pada 5 film layar lebar yang sangat kental kultur Indonesia atau paling tidak bersentuhan dengan permasalahan yang kini dihadapi masyarakat Indonesia, yaitu: Ambu, Dua Garis Biru, Keluarga Cemara, Preman Pensiun, dan Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur.

Apa yang diungkapkan Luna Maya menyikapi kemenangannya, sungguh sesuai dengan harapan pegiat FFB. Bahwa setiap karya harus diapresiasi agar pelakunya terpicu untuk meningkatkan kualitas karyanya.

Selain Luna Maya, berikut nama pemenang FFB 2019:

  • Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop: Randy Pangalila - Kucumbu Tubuh Indahku Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Film Bioskop: Endhita - Ambu
  • Penata Editing Terpuji Film Bioskop: Ichsan JW, Syarif Hidayat - Preman Pensiun
  • Penata Kamera Terpuji Film Bioskop: Ical Tanjung - Ave Maryam
  • Penata Musik Terpuji Film Bioskop: Andhika Triyadi - Suzzanna: Bernapas dalam Kubur Penata Artistik Terpuji Film Bioskop: Oscart Firdaus - Dua Garis Biru
  • Pemeran Pria Terpuji Film Televisi: Sonny Septian - Aku Menyimpan Duri Dalam Pernikahanku
  • Pemeran Wanita Terpuji Film Televisi: Henidar Amroe - Harta Terbesar Adalah Doa Ibuku
  • Penulis Skenario Terpuji Film Televisi: H. Imam Tantowi - Teman Waktu Kecil
  • Sutradara Terpuji Film Televisi: Karsono Hadi - Cinta Bersemi Rantang pun Kembali
  • Sutradara Terpuji Serial Televisi: Ucik Supra - Istri-Istri Akhir Zaman
  • Pemeran Wanita Terpuji Serial Televisi: Michelle Ziudith - Aku Bukan Ustadz Mendadak Soleh Pemeran Pria Terpuji Serial Televisi: Rangga Azof - Cinta Buta
  • Serial Televisi Terpuji - Fatih di Kampung Jawara
  • Film Televisi Terpuji: Teman Waktu Kecil
  • Penulis Skenario Terpuji Film Bioskop: Ginatri S Noer - Dua Garis Biru
  • Sutradara Terpuji Film Bioskop: Ody C Harahap - Hit & Run
  • Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop: Dimas Anggara - Dancing in the Rain
  • Film Bioskop Terpuji: Dua Garis Biru
  • Life Achievement: Lenny Marlina, Khikmawan Santosa.

Usai sudah pengabdian Forum Film Bandung dalam mengamati dan memberi penilaian untuk para pekerja film dan narafilm periode 2018 -- 2019. Menanti tugas berikutnyamengamati dan menilai ratusan karya film dan narafilm 2019 -- 2020.

Kisah perjalanan yang tak mengenal pensiun seperti judul salah satu karya film. Karena selama manusia membutuhkan hiburan, dan pekerja seni hadir memenuhi ruang-ruang kosong tersebut, harus ada juri yang menilai dan memberi rambu-rambu. Seperti yang telah dilakukan Forum Film Bandung. Tanpa kenal lelah. Penuh loyalitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun