Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Petugas Sampah Tewas karena Injak Tusuk Sate, Jangan Sampai Terulang!

16 September 2019   15:37 Diperbarui: 17 September 2019   15:13 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Udin, petugas sampah RW 09 Sukaluyu (dok. YPBB Bandung)

Sosialisasi KangPisMan (dok. Maria G Soemitro)
Sosialisasi KangPisMan (dok. Maria G Soemitro)
Kota Bandung beruntung, banyak ahli persampahan bermukim di kota kembang ini. Membuat gerakan persampahan di Kota Bandung selangkah di depan dibanding kota lainnya.

Namun, di kota ini pulalah terjadi beberapa peristiwa yang merenggut nyawa, yaitu longsornya timbunan sampah di TPA Leuwigajah, dan yang terbaru adalah tewasnya petugas sampah akibat tak sengaja menginjak tusuk sate.

Atau justru keberadaan para pakar dan komunitas peduli lingkungan hidup, yang membuat peristiwa ini menjadi bermakna? Awal kepedulian yang berlanjut dengan dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional, dan kini gerakan "Jangan Terulang". Karena seperti diketahui, longsornya sampah tidak hanya terjadi di Bandung, juga di kota-kota lain.

Setiap profesi pastilah melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Khususnya yang mengerjakan tugas dengan tulus dan amanah. Mereka merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Termasuk para pengangkut sampah.

Para pengangkut sampah harus berjibaku sejak dini hari. Tak terkecuali saat hujan turun. Selain agar bisa mengejar truk pengangkut sampah yang enggan menunggu. Juga supaya tidak mendapat omelan para pembuang sampah yang menginginkan area rumahnya segera bersih.

"Jadi berapa dong harus menggaji mereka?" tanya seorang teman kertika saya menulis status tentang petugas sampah.

Jawabannya kembali pada hati nurani masing-masing. Sudah benarkah sekedar membayar gaji dan tunjangan besar bagi para petugas sampah, yang bahkan kerap tak tertunaikan?

Tak bisakah kita memulai memilah sampah di rumah tangga masing-masing? Bukankah itu pekerjaan mudah? Seberat apa sih memilah sampah? Lebih berat mana dibanding menyuci baju dan menyetrika?

Pak Udin, petugas sampah RW 09 Sukaluyu (dok. YPBB Bandung)
Pak Udin, petugas sampah RW 09 Sukaluyu (dok. YPBB Bandung)
Ada kisah menarik dari RW 09 Sukaluyu Kota Bandung, kawasan nol sampah yang ternyata pernah mendapat protes dari petugas sampah setempat. Yups, awalnya mereka menolak pemilahan sampah yang mengharuskan adanya perubahan jadwal.

Misalnya hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu, merupakan hari pengangkutan sampah organik. Sedangkan pengangkutan sampah anorganik hanya dilakukan pada Selasa dan Kamis. Merasa ribet, para petugas sampah awalnya berkeberatan.

Untung Ketua RW setempat berhasil merayu para petugas sampah dengan mengatakan: "Coba dulu pak, jika belum dicoba pasti nampak susah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun