Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Indonesia, Tongkat Kayu Jadi Tanaman, Ilalang Jadi Produk Ekspor

20 Juli 2019   12:59 Diperbarui: 6 Agustus 2019   13:16 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari jabar.tribunnews.com, Atalia Praratya selaku Ketua Dekranasda Jabar berujar:

"Suka sedih kadang, kalau saya mengunjungi beberapa negara di Asia atau lainnya, barang yang dibikin oleh pengrajin kita, itu diklaim buatan negara mereka, kemudian dijual jauh lebih mahal. Padahal saya teh tahu da, itu dibuat di mana di Jabar," katanya.

Karena itu butuh dukungan pemerintah agar UMKM bisa meningkatkan valuenya. Agar pasarnya tidak direbut negara lain.

Bicara tentang pemasaran, dalam event "JNE Kopiwriting" juga hadir Aditya Rahman, Co Founder NIION. Pria kelahiran 26 September 1985 lulusan Arsitektur Universitas Parahyangan dan mengambil MBA di ITB ini menekuni dunia wirausaha sejak remaja. Jualan baju dan yoghurt ketika duduk di bangku sekolah lanjutan dan berbisnis penyewaan playstation sambil kuliah.

Jiwa bisnisnya membuat Aditya melepas kerja sebagai desain  interior di Singapura, dan menelurkan NIION, singkatan dari nylon dan neon , tas lipat dengan warna warni stabillo yang ngejreng.

Menurut Aditya, strategi yang tepat dalam mencapai pasar internasional untuk UMKM adalah dengan konsisten dalam berbisnis dan mempunyai produk dengan nilai lebih dibanding produk yang sudah ada di pasaran.

 "Strategi yang tidak kalah penting adalah mencari jasa pengiriman logistik yang qualified, ada di seluruh kota bahkan bisa ke ranah internasional,dan mempunyai value yang bagus di mata masyarakat," ungkap Aditya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Hasmeliyani Suseno selaku Deputy GM JNE menjelaskan bahwa JNE melayani kebutuhan masyarakat hingga tingkat kecamatan.  Perusahaan nasional yang berkiprah sejak tahun 1990 ini tidak saja melayani  jasa pengiriman dan pendistribusian. JNE juga memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang/money remittance.

Pada akhir tahun 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres. Mulai tahun 2013, JNE siap berekspansi di bidang logistik, dengan berfokus pada layanan yang mencakup pergudangan, cargo, pengiriman jalur darat, sea freight, dan air freight. Di tahun 2014, JNE mempersiapkan JNE E-Commerce dan melakukan optimalisasi Mobile Applications, serta membangun 250 kantor operasional juga mempeluas jaringan hingga lebih dari 6000 outlet di seluruh Indonesia untuk bersaing dalam Asia Free Trade Area yang berjalan sejak tahun 2015.

Yang dibutuhkan kemudian adalah pembangunan infrastuktur yang mendukung. Agar JNE bisa menyelesaikan tugasnya secara tepat. UMKM dan buyer bisa bertransaksi normal karena tidak ada klaim terkait keterlambatan. Perekonomian Indonesia bergulir kencang. Rakyatnya tersenyum bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun