Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Esensi "Salam Tempel" Tidak Sekadar Rupiah

11 Juni 2018   23:04 Diperbarui: 11 Juni 2018   23:11 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: money.usnews.com

"Salam tempel" merupakan pemberian uang setelah ritual sungkeman/bermaaf-maafan dengan cara yang sesuai kebiasaan tiap keluarga. Diberikan oleh kelompok anggota keluarga senior (kakek, nenek, pakde bude, paklik, bulik) untuk anggota keluarga  yunior, baik cucu maupun keponakannya. Jumlah uang salam tempel bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 100.000. Disiapkan dalam lembaran uang baru atau amplop khusus.

Tak heran, usai helatan Idul Fitri, lumrah terlihat  anak-anak tersenyum sambil menepuk kantongnya yang menggelembung. Semakin penuh puasa seorang anak, yaitu sejak Imsak hingga waktu Magrib,  maka dia akan mendapat uang lebih banyak. Sedangkan anak-anak  yang puasa setengah hari atau bahkan belum berpuasa,  umumnya tidak akan mendapat jumlah yang sama, karena mereka baru tergolong  squad penggembira saja.

Salam tempel, seperti halnya munggahan, ngabuburit, bukber, sahur on the road, membunyikan bedug di malam takbiran dan makan ketupat di hari Lebaran, merupakan tradisi yang menunjukkan ghirah dalam beribadah. Bersemangat mengawali ibadah puasa di bulan Ramadan,  berpuasa di bulan Ramadan dan menyelesaikan ibadah dengan sukses. Tentunya sukses di mata awam.

Pemberian salam tempel pada anak-anak, sejatinya bukan sekedar rupiah. Salah satunya menjadi penyemangat pada anggota keluarga yunior yang belum berpuasa, agar tahun depan ikut berpuasa juga. Sehingga bisa merasakan kebanggaan mendapat salam tempel sebesar yang berpuasa.  Anak-anak  kecil memiliki kecenderungan meniru. Meniru berpuasa tentunya baik, terlebih semakin dini anak-anak belajar beribadah puasa maka saat dewasa akan semakin mudah menjalaninya.

Selain itu, salam tempel memberi kesan lainnya. Diantaranya berikut ini:

Barang Idaman

Seorang teman sering mengalami dilema ketika anak-anaknya merengek, minta dibelikan alat permainan yang mahal. Teman tersebut merasa, pembelian alat permainan yang bukan kebutuhan primer merupakan pemborosan uang tak termaafkan.   Adanya sejumlah uang hasil mengumpulkan salam tempel, menjadi penyelamat. Sang teman tidak merasa bersalah karena menghamburkan uang. Anak-anak gembira dan tidak merasa minder lagi bermain dengan teman-temannya sebab dia kini memiliki squishy atau boneka Frozen yang mahal harganya.,

Jajan Idaman 

Teman lainnya terbelalak ketika anaknya ingin  mencoba jajan kopi di Starbuck . Bagaimana bisa, kopi yang jika dikalkulasi hanya seharga Rp  5.000- Rp 10.000, bisa dipatok oleh Starbuck menjadi  Rp 60.000- Rp 100.000? Namun dia juga tahu, anaknya hanya ingin mencoba menyicip kopi tersebut, agar bisa nyambung ketika  teman-temannya ngobrol dengan topik ini. Beruntung si anak memiliki sejumlah uang salam tempel, sehingga dia bisa menyicipi rasa kopi yang tersohor hingga seantero jagad  ini.

Ditabung

Menabung uang hasil salam tempel merupakan saran klise orang tua pada anaknya. Walau menabung juga menjadi solusi termudah untuk menyimpan sejumlah uang yang dimiliki anak. Agar bisa digunakan untuk membayar/membeli sesuatu yang lebih besar manfaatnya, misalnya untuk membeli komputer, uang study tour dan keperluan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun