Ada gula ada semut. Semenjak orang mengetahui bahwa oleh-oleh dari  "Tanah Suci" bisa diperoleh di Pasar Baru Bandung, maka pasar tradisionil yang sangat komplit inipun diserbu pembeli. Tidak hanya dari dalam kota, pembeli dari luar pulau dan luar negeri juga  akrab banget dengan Pasar Baru. Sebut saja barang kebutuhanmu pada customer service, maka dia akan menunjukkan lokasinya.
Semut yang berhamburan datang tidak hanya berwujud pembeli, tapi juga pencopet. Mereka mencium harum uang yang dibawa calon pembeli. Entah disimpan dengan teledor maupun tersimpan rapi menempel dalam tubuh pemilik uang, semua mampu ditangani pencopet. Sekitar tahun 2000-an saya pernah menjadi korban. Awalnya tergiur tawaran teman yang ingin membeli sarung dalam jumlah banyak.Â
Karena jaman itu teknologi informasi tidak secanggih sekarang, calon pembeli harus hunting barang sambil membawa sejumlah uang tunai. Untuk menghindari gasakan pencopet, saya menyimpan uang dengan rapi dalam anplop.  Namun rupanya pencopet lebih lihai. Melayanglah, amplop berisi uang yang lumayan besar nominalnya dan dompet berisi recehan. Meninggalkan sayatan cutter  memanjang  di tas. Tanpa saya sadar kapan terjadinya.
Peristiwa tersebut sempat membuat saya kapok berbelanja di Pasar Baru. Tapi gimana ya, Pasar Baru itu selain murah juga komplit. Sehingga sayapun kembali menjadi pelanggan Pasar Baru. Di lantai bagian bawah, tempat penjual sayur, daging dan ikan. Bahkan penjual sayur langganan yang wara-wiri di depan rumah selalu berbelanja di Pasar Baru untuk mendapatkan produk terbaik. Perlu ikan segar atau daging steak kualitas terbaik? Datang saja ke Pasar Baru.
Lantai di atas kebutuhan dapur menjadi area penjual baju dan tas. Mereka menjual dengan harga grosir dan eceran. Banyak pedagang eceran yang membeli untuk dijual kembali di wilayah Bandung atau kota-kota lain di seluruh Indonesia. Jika dijual lagi untuk kawasan Bandung dan sekitarnya, Â biasanya dengan cara dicicil.
 Banyak teman yang memesan kain batik dan turunannya acapkali saya ke Pekalongan. Padahal penjual batik di Pekalongan justru mengirim barangnya langsung ke Pasar Baru. "Lebih menguntungkan dibanding via pihak ketiga", katanya.  Para penjual di Pasar Baru berani membayar dengan jangka waktu sebulan. Berbeda dengan pihak ketiga yang baru membayar setelah 3 bulan. Penyebabnya para penjual di Pasar Baru mementingkan perputaran kuantitas barang dengan model dan warna terbaru. Â
Yeps, jangan takut ketinggalan mode ketika berbelanja di Pasar Baru. Mereka paham apa kebutuhan pembeli. Mereka juga bisa menjadi  advisor pada calon pembeli yang ingin menyesuaikan bentuk tubuh, tren dan uang dikantong. Keren bukan?
Kebutuhan pasarlah yang membuat mereka sanggup memberi pelayanan ekstra. Beberapa teman pengajian  yang memiliki outlet di Pasar Baru dengan cermat mengikuti perkembangan mode, menyesuaikannya dengan kecenderungan pembeli kemudian memproduksinya. Biasanya hanya beberapa buah untuk test pasar. Jika bagus maka akan diproduksi lebih banyak. Disaat biasanya  ini  akan terjadi peniruan besar-besaran oleh sesama penjual.
Nah apa yang Anda butuhkan?
Peralatan tidur?
Ada di Pasar Baru. Menempati satu lantai, dengan mudah ditemui dari sprei (lengkap dengan sarung bantal), bantal cinta (bantal berbentuk persegi panjang yang bisa digunakan oleh 2 orang) lengkap dengan sarungnya, bed cover dengan berbagai motif dan warna. Merupakan pemandangan biasa jika ada perempuan setengah baya terengah-engah membawa bed cover dalam bungkusan plastik berukuran besar. Mereka menjualnya dalam bentuk arisan, mirip cicilan juga ya? Nama yang keluar ketika tarikan arisan, berhak mendapat satu set bedcover.
Asesori?
Perlu asesori buatan dalam negeri atau luar negeri? Semua ada. Juga asesori yang terkenal sebagai oleh-oleh "Tanah Suci" juga ada disini. Sayangnya lokasi  mereka berjualan terpencar-pencar, tidak melulu ada di satu lantai. Kunci berbelanja di Pasar Baru memang harus sabar dan mau capek jalan kaki.
Peralatan salat
Mukena beraneka warna, corak dan model ada di Pasar Baru. Juga sajadah. Mau memilih buatan luar negeri  atau dalam negeri? Silakan dipilih. Jangan lupa sesuaikan dengan jumlah uang di kantong.
Perlu kain?
Pasar Baru merupakan surga bagi mereka yang membutuhkan lain untuk dijahit. Perlu untuk pesta? Ke kantor? Resepsi pernikahan?  Semua ada. Aneka brokat, aneka kain polos dan bermotif. Harga murah hingga mahal banget  (untuk kantong saya). Tersedia disini.
Kehabisan uang tunai?
Ada deretan ATM yang siap mengeluarkan simpanan di bank. Jika malas ke ATM beberapa outlet menyediakan fasilitas pembayaran debit card dan credit card.
Lapar dan ingin makan?
Ada foodcourt yang menyediakan aneka jenis makanan dan minuman di lantai paling atas. Malas ke atas? silakan jajan di PKL dan rumah makan di sekitar Pasar Baru. Juga jika membutuhkan oleh-oleh cemilan serta buah-buahan, Pasar Baru merupakan surga, tempat semua ada. Asalkan jangan lupa menawar ya?
Faktor harga dan lengkapnya produk, membuat saya selalu kangen untuk berbelanja ke Pasar  Baru. Malas belanja ke mall walau di sana bisa berbelanja tanpa merasa capek karena tersedia kursi/bangku, air conditioner- yang selalu menyala dan berbagai fasilitas yang membuat pengunjung nyaman. Tapi yah, sebagai perempuan saya memilih yang murah walau konsekuensinya  harus berdesak-desakkan, kepanasan, kaki kesakitan dan rawan terkena copet.  Hidup adalah pilihan, demikian juga berbelanja, salah satu elemen hidup berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H