Dinamakan bubur sumsum karena penampilannya seperti sumsum tulang, Murdijati Gardjito, seorang Guru Besar dan peneliti pangan dari Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa bubur sumsum terlahir ketika kalangan bawah berjuang untuk memenuhi pangan. Khususnya di masa paceklik/krisis pangan. Karena itu kasta bubur bisa dikatakan berada di bawah nasi.
Bubur ketan hitam
" Butiran ketan hitam yang saling melekat  menandakan bila kita berkumpul, kedekatan kita semakin erat semakin baik. Sedangkan rasa manis pada ketan mengandung arti saat melakukan pertemuan hendaknya membuahkan sesuatu yang indah-indah".
Mengupas kuliner dari banyak sisi ternyata menyenangkan. Karena seperti yang dikatakan Ketua Akademi Gastronomi Indonesia, Vita Datau Mesakh dengan mengenal makanan melalui foodscape (food &landscape), kita  akan mendapatkan gambaran sosial, budaya, politik, ekonomi atau sejarah makanan tersebut.
Jadi, mengapa tidak hunting takjil/ makanan lain, menyelami kedalamannya kemudian menuliskannya ? Mengasyikkan lho. Selain itu, berharap  kuliner bisa menjadi bagian industri pariwisata Indonesia yang menjanjikan.Â
Sumber: republika.co.id || tribunnews.com || hipwee.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H