Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keren, Inovasi Balitbang PU untuk Indonesia "Sustainable Development Goals" (SDGs)

5 Desember 2017   22:25 Diperbarui: 5 Desember 2017   23:22 2429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Balitbang PUPR, setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah keresek sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer. Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km.

Tidak hanya teknologi jalan aspal yang menggunakan limbah plastik,  Balitbang PUPR juga telah banyak menghadirkan inovasi lainnya. 

Antara lain:

RISHA (sumber: Puskim.pu.go.id)
RISHA (sumber: Puskim.pu.go.id)
RISHA, merupakan solusi untuk warga masyarakat yang membutuhkan rumah murah. Konsep yang digunakan knock downsehingga RISHA menjadi rumah sehat yang bisa dibangun dalam 1 hari. Keunggulan lainnya selain cepat, juga ramah lingkungan, tahan gempa dan ringan. Penjelasan lebih lengkap disini

pilot project EGA (sumber: radartarakan.com)
pilot project EGA (sumber: radartarakan.com)
Ecotech Garden (EGA),merupakan teknologi tepat guna sebagai alternatif untuk mengolah air selokan yang tercemar oleh grey water dengan memanfaatkan proses biologis dari tanaman hias air. Tanaman hias air yang digunakan adalah Kana air. Melati air, Arrowhead Sagita Japonica, Pontederia Cordata, Cyperus Papyrus. Penjelasan lebih lanjut mengenai EGA dapat dibacadisini

ABSAH.Singkatan dari bangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH).  Bangunan ABSAH merupakan salah satu bangunan konservasi dan sekaligus pendayagunaan air. Bangunan yang dapat disebut sebagai bangunan penyedia air baku mandiri ini dapat menirukan aliran air yang terdapat di alam, berupa: air  tanah alami, aliran air tanah di sekitar sumur gali atau sumur bor, aliran mata air, proses hidrologi dalam daerah aliran sungai (atap bangunan merupakan daerah tangkapan hujan), proses penyaringan fisik di alam dan proses penambahan mineral di alam, proses fisik, kimia, dan biologi. Selengkapnya bisa dilihat disini

ABDULAH.  Merupakan bangunan ABSAH khusus dibangun untuk memenuhi kebutuhan air wudu di mesjid, musholla dan langgar. Prinsip konservasi yang diterapkan adalah menggunakan air hujan yang tersimpan untuk di pakai secara berulang-ulang, melalui lapisan akuifer buatan yang disusun secara vertikal.  Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca disini

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)

Merupakan gagasan inovatif untuk memecahkan masalah di perkotaan dan mengantisipasi masalah urbanisasi. Ada 8 atribut P2KH yaitu: Green Planning & Design, Green waste, Green Open Space, Green Water, Green Transportation, Green Community, Green Building dan Green Energy.

Tentunya masih banyak lagi produk Balitbang PU yang merupakan solusi bagi pembangunan Indonesia. Bisa dilihat lebih lanjut di website http://litbang.pu.go.id/litbang/dan Instagramhttps://www.instagram.com/pusairmedia/

SDGs (sumber: planvivo.org
SDGs (sumber: planvivo.org
Apa  yang telah dihasilkan Balitbang PUPR seiring sejalan dengan tujuan Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Merupakanagenda global Perserikatan Bangsa-Bangsa, SDGs telah diterjemahkan dalam  Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Perpres SDGs), SDGs menjadi agenda strategis usai Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun