Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keren, Inovasi Balitbang PU untuk Indonesia "Sustainable Development Goals" (SDGs)

5 Desember 2017   22:25 Diperbarui: 5 Desember 2017   23:22 2429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pilot project EGA (sumber: radartarakan.com)

Pernah dengar pembangunan jalan aspal dengan campuran limbah plastik? Jika belum, silakan klik  video di bawah mengenai inovasi keren ini. Karena dengan digunakannya limbah plastik dalam pembangunan jalan aspal berarti  Indonesia sudah berhasil menemukan salah satu solusi masalah sampah. 


Seperti diketahui sampah plastik kerap menjadi biang kerok, bahkan penyebab dimasukkannya Indonesia sebagai pencemar lautan nomor 2 oleh Jambeck. (sumber)

Sang pembuat terobosan adalah Balitbang PUPR. Singkatan dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Balitbang PUPR merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bertepatan dengan rangkaian Hari Bakti PUPR ke 72, Balitbang PUPR menggelar karya para penelitinya di car free day Dago,  pada Hari Minggu, 19 November 2017. Dengan tema "Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Inovasi Balitbang", acara berlangsung sangat meriah. Dimulai dengan jalan santai dari kantor Puslitbang Sumber Daya Air (Pusair)  dan berakhir di halaman Eduplex Jalan Dago Bandung.

Senam zumba yang merupakan senam aerobik berbasis tarian dengan iringan musik Latin menyambut peserta jalan santai. Rupanya gerakan dan musik senam zumba mampu menyedot antusiasme pengunjung car free day. Terbukti pesertanya membludak hingga di depan venuelain.

senam zumba di CFD (dok. Maria G Soemitro)
senam zumba di CFD (dok. Maria G Soemitro)
Terlebih seusai acara olahraga dan musik, para peneliti muncul untuk memberi  penjelasan mengenai produk Balitbang PUPR. Diantaranya adalah Nur Fizili Kifli, dari Puslitbang Sumber Daya Air; Natalia Tanan dan Tedi Santo Sofyan dari Puslitbang Jalan dan Jembatan, serta narasumber dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman Lya Meilany.

Penjelasan dari Balitbang PUPR (dok. Maria G Soemitro)
Penjelasan dari Balitbang PUPR (dok. Maria G Soemitro)
Dengan konsep obrolan santai, para peneliti memberikan penjelasan mengenai produk kepada para pengunjung. Sehingga para pengunjung paham dan merasakan manfaat sosialisasi inovasi untuk solusi ini. Lebih asyik lagi karena dibagikan banyak hadiah bagi pengunjung yang bertanya dan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

Ternyata banyak sekali terobosan yang dilakukan oleh Balitbang PUPR, bahkan pembuatan jalan aspal yang menggunakan limbah plastik tidak hanya di Universitas Udayana Bali sejauh 700 meter. Namun juga di lokasi lain, diantaranya di Bekasi yang membangun jalan nasional sepanjang 600 meter.

Pengunjung CFD tertarik pada inovasi Balitbang PUPR (dok. Maria G Soemitro)
Pengunjung CFD tertarik pada inovasi Balitbang PUPR (dok. Maria G Soemitro)
Mungkin timbul pertanyaan, bagaimana proses pengolahan limbah plastik dalam pembuatan jalan aspal?  Bukan, bukan dengan memblendernya seperti kita membuat jus buah. Limbah plastik yang telah dicacah dan dicampur menjadi agregat batu kerikil, bahan lain pembuatan jalan, sebelum akhirnya diguyur aspal panas hingga meleleh dan menjadi satu kesatuan yang rigid. Hasilnya adalah jalan aspal yang meningkat stabilitasnya hingga 40 %.

Keunggulan lain dari penggunaan limbah keresek, sebutan limbah kantong plastik, adalah karena limbah keresek murah harganya. Hanya sekitar Rp 150/kilogram.Tak heran, pemulung enggan mengambil limbah ini. Dampaknya persentase limbah keresek yang didaur ulang produsen limbah plastik amatlah kecil. Akibat lanjutan,  limbah keresek acap terlihat di lahan-lahan kosong tanpa ada yang mau mengambil. Juga memenuhis aluran air dan bermuara di lautan, hingga akhirnyadimakan biota laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun