"Bagaimanapun, lebih dari 80 persen populasi kita tinggal di flat HDB dan jika cukup baik untuk mereka, berarti cukup baik untuk saya, " katanya kepada The Sunday Times.
Mereka berdua merobohkan dinding pemisah  flat di Yishun dan mengajarkan hidup berbagi. Semuanya berukuran keluarga dan milik bersama. "Anda tidak membeli barang hanya untuk diri Anda sendiri. Anda membeli barang untuk dibagikan kepada semua orang. " kata Halimah.
Mohamed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha yang menjadi  pilar pendukung karir istrinya. Dia sangat bangga atas prestasi  Halimah, selalu memberikan dukungan moral dan selalu menemani kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat akar rumput. (sumber)
Restu Ibunda
Hari penuh suka sekaligus duka. Karena walaupun berhasil menang bersama tim PAP-nya, Halimah harus melepas kepergian ibunda yang selalu merestui langkahnya.
Ibundanya membantu merawat anak-anak, ketika Halimah meniti karir dan tenggelam dalam kesibukan. Peran berbalik sewaktu sang ibu menderita demensia, bergiliran dengan anak-anaknya, Halimah merawat ibunya.
Relawan sejati
Halimah juga terlibat dalam pendistribusian makanan mingguan bagi orang-orang yang kurang beruntung. Dia juga mensosialisasikan pentingnya pendidikan pada keluarga berpenghasilan rendah. Serta mendirikan pusat pendidikan di Marsiling dan Bukit Batok untuk memastikan anak-anak di lingkungan mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan.
Tudingan diarahkan pada PM Lee yang dianggap diktator karena memformulasi undang-undang sehingga sulit ditembus. Juga tuduhan bahwa Halimah seharusnya beretnis india (garis ayah) dan bukan Melayu (garis ibu). Pemilihan Halimah sebagai perempuan muslim "berkudung" dianggap tidak layak dan akan membuat tragedi  memalukan di ranah internasional saat bertemu dengan kepala negara asing.  (sumber)
Hmm.... tak jauh dengan tudingan pada presiden RI, Â Bapak Jokowi bukan? Dan realitas membuktikan sebaliknya. Kita tunggu saja kiprah perempuan yang penampilannya sangat bersahaja ini, Halimah Yacob.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H