Setiap hari Halimah kecil harus bangun dini hari dan bekerja sebagai asisten ibunya: berbelanja, membersihkan, mencuci, membersihkan meja dan melayani pelanggan. Tak heran dia kerap tertidur di kelas dan tidak menyelesaikan pekerjaan rumah.
Berawal sekolah khusus perempuan
Untuk membiayai kuliahnya Halimah mendapat beasiswa 1000 dollar/tahun dari the Islamic Religious Council of Singapore. Saudaranya yang baru mulai bekerja menyumbang $50 sebulan. Dan Halimah sendiri  bekerja sebagai pegawai perpustakaan selama jangka waktu istirahat untuk menutupi sisa biaya hidupnya.
Pada tahun 1978, Halimah mendapat gelar  LLB (Bachelor Legum Of Law). Pada tahun 2001, dia menyelesaikan gelar LLM (The Master of Laws) di National University of Singapore, dan mendapat gelar Doktor Kehormatan dari National University of Singapore pada tanggal 7 Juli 2016. (sumber)
Karir yang mengalir
Mulai bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) pada tahun 1978, Halimah menghabiskan lebih dari 30 tahun sebelum  akhirnya ditunjuk sebagai wakil sekretaris jenderal.
Pada tahun 2001, Halimah mulai berkecimpung dalam dunia politik, dan menjadi anggota parlemen untuk Konstituensi Perwakilan Jurong Group (GRC).
Pada tahun 2011, dia menjadi Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga. Halimah  ditunjuk sebagai ketua parlemen wanita pertama di Singapura pada tahun 2013. Pada pemilu 2015, Halimah adalah satu-satunya calon minoritas untuk PAP.
Hidup sederhana dan dukungan suami
Pasangan berlainan etnis ini, Mohammed Abdullah Alhabshee beretnis Arab, memiliki 5 orang anak yang dibesarkan di flat HDB yang telah ditinggali selama 30 tahun. Bahkan ketika Halimah menjadi ketua parlemen, Halimah tidak berniat pindah.