Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Kisah Perempuan Bertudung Bernama Halimah Yacob

13 September 2017   15:30 Diperbarui: 15 September 2017   06:29 3606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari Halimah kecil harus bangun dini hari dan bekerja sebagai asisten ibunya: berbelanja, membersihkan, mencuci, membersihkan meja dan melayani pelanggan. Tak heran dia kerap tertidur di kelas dan tidak menyelesaikan pekerjaan rumah.

Berawal sekolah khusus perempuan

sumber: straitstimes.com
sumber: straitstimes.com
Berasal dari etnis minoritas, Halimah menjadi bagian dari segelintir anak Melayu yang bersekolah di Singapore Chinese Girls' School yang dilanjutkan ke  Tanjong Katong Girls' School. Sempat ragu sewaktu memilih jurusan,  Halimah belajar hukum di University of Singapore.

Untuk membiayai kuliahnya Halimah mendapat beasiswa 1000 dollar/tahun dari the Islamic Religious Council of Singapore. Saudaranya yang baru mulai bekerja menyumbang $50 sebulan. Dan Halimah sendiri  bekerja sebagai pegawai perpustakaan selama jangka waktu istirahat untuk menutupi sisa biaya hidupnya.

Pada tahun 1978, Halimah mendapat gelar  LLB (Bachelor Legum Of Law). Pada tahun 2001, dia menyelesaikan gelar LLM (The Master of Laws) di National University of Singapore, dan mendapat gelar Doktor Kehormatan dari National University of Singapore pada tanggal 7 Juli 2016. (sumber)

Karir yang mengalir

Mulai bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) pada tahun 1978, Halimah menghabiskan lebih dari 30 tahun sebelum  akhirnya ditunjuk sebagai wakil sekretaris jenderal.

Pada tahun 2001, Halimah mulai berkecimpung dalam dunia politik, dan menjadi anggota parlemen untuk Konstituensi Perwakilan Jurong Group (GRC).

Pada tahun 2011, dia menjadi Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga. Halimah  ditunjuk sebagai ketua parlemen wanita pertama di Singapura pada tahun 2013. Pada pemilu 2015, Halimah adalah satu-satunya calon minoritas untuk PAP.

Hidup sederhana dan dukungan suami

thesingaporewomen'sweekly.com
thesingaporewomen'sweekly.com
Singapura akan  mengenal "First Dude", "First Lad, atau "First Mate" sebagai panggilan bagi pendamping presiden, yaitu Mohammed Abdullah Alhabshee, suami Halimah yang dikenalnya di universitas dan menikahi Halimah pada Juni 1980.

Pasangan berlainan etnis ini, Mohammed Abdullah Alhabshee beretnis Arab, memiliki 5 orang anak yang dibesarkan di flat HDB yang telah ditinggali selama 30 tahun. Bahkan ketika Halimah menjadi ketua parlemen, Halimah tidak berniat pindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun