- Kerupuk berbumbu
Jujur, saya baru mencoba jajanan ini di bulan puasa tahun ini. Semenjak tahun lalu jajanan ini sungguh menggoda. Kerupuk aci berwarna kuning yang kerap menjadi teman asinan dan kerupuk pink ngejreng yang sering ditangkupkan pada sepiring lotek-lotek atau gado-gado, disini dinikmati dengan saus oncom. Sebetulnya agak sulit dinamakan saus karena bentuknya encer, terbuat dari bawang merah, bawang putih, cabai, cabai rawit, gula, garam, oncom yang dicincang kasar dan taburan daun bawang.
“Terserah aja cara makannya sih, bisa dicocol atau diojaykeun”, kata si teteh penjual kerupuk berbumbu. Yang dimaksud diojaykeun adalah disuruh berenang, jadi kerupuknya disuruh berenang dalam cairan saus oncom. Ah si teteh mah aya-aya wae. Penasaran dengan promosi si teteh membuat saya membeli kerupuk kuning yang dihargai Rp 1.000/buah dan kerupuk pink ngejreng Rp 1.500/2 buah.
Awalnya saya mencoba makan kerupuk sambil dicocol ke saus oncom. Hmm….kurang menggigit. Akhirnya saya remuk kasar (tidak terlalu kecil potongannya) hingga menjadi gunungan kerupuk di mangkok, kemudian saus oncom disiram keatasnya. Nah sekarang rasanya yummm ,….. endes pisan…maknyuuss pokona mah ^^
- Kolak Kampiun
Nah kalau yang ini bisa ditemui di rumah makan Padang “Sari Bundo”. Ada 2 di Bandung yaitu di jalan Merak dan jalan Taman Pramuka. Dikedua rumah makan itu kolak kampiun sudah bisa dibeli dan dibawa pulang sejak jam 15.00, karena mereka tidak menerima pembeli yang makan di tempat kecuali waktu Magrib, waktu berbuka puasa tiba.
Apa sih kolak kampiun yang hanya dijual di bulan Ramadan? Hasil searching menyebutkan bahwa di daerah asalnya dinamakan bubur kampiun. Merupakan kreasi nenek penjual bubur bernama Amai Zola yang mengikuti lomba kreasi membuat bubur tanpa persiapan apa-apa. Karena itu sang nenek memasukkan bubur-bubur yang tidak habis dijualnya dalam beberapa mangkok untuk dicicipi juri. Tak disangka, bubur kreasi dadakan berhasil memenangkan perlombaan. Ketika ditanya, apa nama buburnya? Dengan spontan sang nenek menjawab bubur Kampiun (Champion), nama yang digunakan hingga kini. (sumber)
Di Kota Bandung, bubur yang terdiri dari ketan hitam, ketan putih, bubur sumsum, potongan roti, kacang hijau dan kolak ini dinamakan kolak kampiun. Mungkin karena menonjol bentuk kolaknya ya? Entahlah, yang pasti bubur ini enak banget, bahkan gurih santannya sangat menyolok, membuat saya tidak bisa meneruskan makan makanan berat karena terlanjur kenyang.
Pastinya masih banyak kudapan khas Ramadan di Bandung yang belum saya ketahui sehingga belum masuk postingan ini. Mungkin teman-teman bisa menambahkan?